Beristrikan Perempuan Tercantik, Ditaksir Raja Mesir

Beristrikan Perempuan Tercantik, Ditaksir Raja Mesir

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Setelah mengambil pelajaran dari kisah-kisah rumah tangga dari pengadilan agama dan pembaca Memorandum, marilah sejenak mengambil ibrah (pelajaran) dari kisah rumah tangga Nabi Ibrahim alaihissalam. Tidak ada perempuan tercantik setelah Hawa, istri Nabi Adam alaihissalam. Kecuali Sarah. Dia adalah istri pertama Nabi Ibrahim. Keduanya bertemu dalam perjalanan bersama Nabi Luth menuju Syam. Mereka kemudian bertemu dengan paman Nabi Ibrahim. Paman nabi memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Sarah. Ibrahim pun memuji Sarah. Kecantikan itu bukan hanya lahir, melainkan juga batin. Pria yang dijuluki bapak para nabi itu akhirnya menikahi Sarah. Sarah dikenal sebagai wanita terbaik pada zamannya. Selain cantik, ia cerdas. Nabi Ibrahim sangat mencintainya. Sarah juga amat mematuhi perintah suaminya. Ujian pada pernikahan mereka berawal ketika Ibrahim dan Sarah hijrah ke Mesir karena dakwahnya tidak diterima di Babilonia. Nabi Ibrahim dan Sarah memutuskan untuk hijrah ke Baitul Maqdis dan tinggal di Harran, sebuah daerah dekat Syam. Tidak beda dengan penduduk Irak, penduduk di Harran pun menyembah bintang dan patung. Di daerah itu, Ibrahim diutus Allah untuk menghilangkan segala kebatilan dan kemungkaran. Saat itu Mesir dipimpin seorang raja kafir yang suka berfoya-foya dan zalim. Raja itu bernama Amr bin Amru Al-Qais bin Mailun yang dijuluki Firaun. Setiap mendengar ada wanita cantik, ia selalu ingin memilikinya. Jika wanita itu memiliki suami, ia akan memaksa suaminya untuk menceraikan sang istri. Jika wanita itu adalah saudara dari seseorang yang dikenal, dia akan memaksa merebut. Kedatangan Ibrahim dan istrinya yang sangat cantik diketahui oleh pengawal kerajaan. Pengawal itu langsung memberitahukan perihal tersebut kepada rajanya. Ia berkata Ibrahim datang bersama seorang wanita yang sangat cantik. Hasrat sang raja tiba-tiba menggebu dan menyuruh pengawalnya untuk memanggil mereka berdua. Ibrahim pun datang menemui raja yang zalim itu. Firaun, “Siapakah wanita yang bersamamu itu?” Ibrahim, “Saudariku.” Ibrahim kemudian berbisik kepada istrinya, “Jangan katakan bahwa kau adalah istriku agar selamat.” Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali tiga kali. Pertama, ketika diajak beribadah kepada berhala Tuhan mereka dan Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit.” Kedua, perkataannya bahwa patung besarlah yang melakukan perusakan terhadap patung-patung kecil. Ketiga, perkataannya tentang Sarah,”Sesungguhnya dia saudariku.” Sarah kemudian dibawa oleh pengawal raja, dirias, lantas dibawa ke hadapan raja. Tapi, sebelum itu dia minta izin melaksanakan salat dan berdoa akan tetap dijaga kesuciannya. Sarah datang ke istana. Hatinya berkecamuk. Pelayan istana telah menyiapkan semua kebutuhan sehingga pakaiannya begitu indah. Perasaan Sarah sangat sedih. Ia enggan berpisah dengan suaminya dan takut disentuh Firaun. (bersambung)  

Sumber: