Peringati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Surabaya Gelar Flashmob Pakaian Adat Nusantara

Peringati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Surabaya Gelar Flashmob Pakaian Adat Nusantara

Surabaya, memorandum.co.id - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, sejumlah komunitas menggelar acara bersama bertajuk Flashmob Sumpah Pemuda di Atrium Timur Grand City Mall Surabaya. Di antara komunitas yang turut menyemarakkan acara flashmob itu ada WISH, KKI, ASSB, Gerilya 4 Surabaya, Emak Baperan, Walubi, FKUB, Kedaibilitas, Jogoboyo, GNJ, Ganesha, Perempuan Penghayat, dan Kompii. Para peserta flashmob yang hadir nampak memakai berbagai kebaya warna-warni dan pakaian adat dari berbagai suku di Nusantara. Penggagas sekaligus ketua pelaksana kegiatan Flashmob Sumpah Pemuda Renny Anjani menuturkan, acara ini bertujuan untuk mengingatkan generasi muda betapa indahnya keragaman budaya Indonesia. "Keberagaman budaya adalah berkah yang luar biasa dari Allah SWT untuk bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan," kata Renny, Rabu (27/10/2021). Di tengah berlangsungnya acara flashmob tersebut, anggota Komisi D DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono, nampak hadir meramaikan acara. "Yang harus diingat bahwa Sumpah Pemuda ini bukan hanya sekadar peringatan tahunan. Tetapi dengan adanya peringatan ini, anak-anak muda perlu untuk mengingat dan mengimplementasikan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari," kata Tjutjuk seusai acara. Menurutnya, potensi anak muda saat ini sangat luar biasa dengan adanya perkembangan internet dan digitalisasi. Untuk itu, dia berpesan jangan sampai tren dan potensi yang berjalan baik ini kemudian diselipi oleh paham-paham radikal, sikap yang apatis serta acuh. "Maka saya berharap dengan terselenggaranya event ini, kemudian dapat memupuk rasa nasionalisme anak-anak muda, untuk Kota Surabaya yang lebih baik," ucapnya. Sementara itu, Marina Lipesik sekretaris dalam kepanitian dan sekaligus didapuk sebagai MC di acara tersebut mengungkapkan bahwa acara flashmob ini diikuti 100 orang peserta. "Persiapan kami kurang dari 1 minggu, dadakan lebih tepatnya. Tapi Puji Tuhan, alhamdulilah, kegiatan ini dapat respon yang luar biasa dari teman-teman komunitas. Suksesnya acara ini juga karena banyak orang baik membantu kami dengan memberikan support yg luar biasa seperti Sis Rarin Pramudya, Bro Tjutjuk Supariono, Pak Deddy dari Walubi dan juga teman-teman dari lintas agama," sebutnya. Masih kata Marina, jelang injury time acara mendadak ada sumbangan berupa madu kemasan satu kilogram untuk diberikan ke peserta yang memenangkan busana nasional terbaik, peserta flashmob terbaik, dan teman-teman disabilitas yang ikut memeriahkan. "Saya atas nama panitia menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh partisipasi dari rekan-rekan semua," ungkap Marina. Dalam kesempatan tersebut, disampaikan pula harapan bahwa Kota Surabaya harus menjadi kota yang anti intoleransi, menolak radikalisme, dan sekaligus kota inklusi yang masyarakatnya menganggap semua warga mempunyai hak untuk diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan. Hal itu juga diperkuat dengan munculnya beberapa kawan-kawan disabilitas di atas panggung dan ikut menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa. "Terus terang saya terharu, melihat semangat dan antusiasme dari kawan-kawan. Event ini bukanlah sekadar kegiatan hura-hura tapi dibalik itu semua, kami ingin menjadi bagian dari perjuangan keberagaman dan anti-intoleransi di Indonesia. Doakan semoga kami bisa membuat event yang lebih besar lagi dikemudian hari," pungkas Marina. (mg3)

Sumber: