30 Daerah di Jatim Sudah Tunjukkan Angka Nol Kematian Covid-19

30 Daerah di Jatim Sudah Tunjukkan Angka Nol Kematian Covid-19

Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan berbagai upaya dalam mencegah penyebaran Covid-19 termasuk menekan jumlah kematian di Jatim. Upaya tersebut membuahkan hasil yang patut disyukuri dan menggembirakan bagi Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, pada hari Sabtu (9/10) jumlah penambahan kematian di Jatim mencapai angka terendah selama pandemi yaitu sebanyak 8 kasus. Total penambahan tersebut berasal dari Kota Batu, Kota Surabaya, Kota Blitar, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, Kabupaten Ponorogo, dan Kababupaten Nganjuk. Masing-masing kabupaten/kota tersebut terdapat sebanyak 1 kasus kematian. Sedangkan untuk 30 kabupaten/kota lainnya di Jatim tercatat sebanyak 0 kasus kematian Covid-19. Artinya sudah 78,95 persen daerah di Jatim terdapat 0 (nol) kasus kematian. Atas capaian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terima kasih dan bersyukur atas kerja keras, sinergi, do’a serta kolaborasi dari tenaga kesehatan, pemkab/pemko dan Forkopimda se-Jatim, serta seluruh elemen strategis masyarakat. “Alhamdulillah, 30 kabupaten/kota di Jatim tercatat 0 (nol) penambahan kasus kematian. Artinya ada sebanyak 78,95% daerah di Jatim yang tidak ada penambahan kasus kematian karena covid-19,” ungkap Gubernur Khofifah, Minggu (10/10/21) "Dua hari ini tercatat di bawah 10 kasus dan merupakan kasus dengan jumlah penambahan kematian terendah selama pandemi, terima kasih atas kerja keras dari para nakes, bupati/walikota, forkopimda, dan semua pihak," tambahnya. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjelaskan, terdapat beberapa hal yang membuat bertambah rendahnya kematian di Jatim, yaitu adanya kemampuan respon yang adequate. Respon ini dibagi tiga yaitu kapasitas tracing yang cukup, ditunjang jumlah testing yang memadai mencapai 170 ribu per minggu, serta positivity rate yang rendah mencapai 0,49%/minggu. “Dampaknya kasus-kasus terkonfirmasi positif bisa ditemukan lebih awal, sehingga isolasi bisa cepat dilakukan, dan kemungkinan kasus-kasus menyebar pada orang berisiko tinggi bisa dihambat, dengan demikian kematian bisa ditekan,”papar mantan mansos RI. Meski demikian, Khofifah tidak pernah berhenti mengingatkan sekaligus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) dan percepatan vaksinasi. “Kami terus berikhtiar dan berdoa agar kondisi Covid-19 di Jatim makin terkendali, dan makin melandai,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim. (mg6)

Sumber: