Serentak, Pelantikan Forsiladi Jatim Diikuti Seminar Internasional Tiga Negara

Serentak, Pelantikan Forsiladi Jatim Diikuti Seminar Internasional Tiga Negara

Surabaya, memorandum.co.id - Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) mengukuhkan sejumlah pengurus baru di Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Jatim. Usai acara pelantikan, Forsiladi menggelar webinar internasional yang diikuti pejabat KBRI di tiga negara. Webinar internasional yang dimoderatori oleh Dr Lia Isthifama ini menghadirkan pejabat diplomatik seperti Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, serta Duta Besar Filipina, dan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok. Pelaksanaan webinar yang membahas seputar pendidikan tersebut sebagai satu rangkaian pelantikan DPW Forsiladi Jatim yang menunjuk Dr Rukin SPd MSi sebagai ketua. Sedangkan secara nasional, Ketua Umum Forsiladi adalah Dr Endang Samsul Arifin SHI MAg. Dalam sambutannya, Ketum Endang berharap agar pelantikan Jatim menjadi tonggak utama Forsiladi dalam memberikan kiprah dan kontribusinya bagi masyarakat, bangsa dan negara, khususnya di Provinsi Jatim. "Hal ini berkenaan bahwa DPW Forsiladi Jatim ini merupakan provinsi pertama yang dilantik dan menjadi rujukan bagi yang lainnya," tutur Endang, Senin (4/10/2021). Sementara itu, Ketua DPW Forsiladi Jatim Gus Rukin mengatakan, pihaknya akan berkomitmen dan siap membawa DPW Jatim sebagai barometer nasional. “Kami akan jaga kepercayaan dan amanah yang diberikan oleh ketum. Kami akan berusaha membawa Forsiladi Jatim yang selalu siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jatim, dan seluruh kabupaten dan kota di Jatim," tegasnya. "Tentunya, semangat menjadi barometer nasional tak lepas dari peran Forsiladi agar memperkuat peradaban baru, pendidikan madrasah dan pondok pesantren. Dalam hal ini, bagaimana Forsiladi menjadi motor penggerak, peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal,” tambah Gus Rukin, sapaan lekatnya. Acara pelantikan kemudian berlanjut pada webinar internasional, setelah sebelumnya diikuti jeda beragam video ucapan dari berbagai pihak, seperti dari Wakil Gubernur Jatim Dr Emil Dardak dan Prof Dr Lia Sciortino dari Bangkok. Adapun sesi materi webinar salah satunya disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Jatim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Shofa Marwah Jember Prof Dr KH Abdul Halim Soebahar MA. Selain itu, juga diisi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Manila di Filipina Prof Dr Ir Aisyah Endah Palupi MPd, lalu Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti, & Uni Afrika Al Busyra Bashnur, serta Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Atdikbud Ristek) KBRI Beijing di Hongkong Dr Yaya Sutarya. Mengambil tema 'Paradigma Pendidikan Pesantren dalam Menebus Pendidikan Internasional', Wakil Ketua MUI Jatim Prof Halim menjelaskan tentang identitas kelembagaan pesantren sebagai motor membangun pendidikan di tengah masyarakat. Sedangkan Prof Dr Ir Aisyah Endah Palupi yang merupakan Atdikbud Manila, memaparkan materi dengan tema 'Kupas Tuntas Pendidikan di Filipina'. Beberapa poin disampaikan oleh Prof Aisyah di antaranya yakni, mengenai Program Pelatihan Layanan Nasional (NSTP) yang bekerja sama dengan banyak pihak untuk menghasilkan siswa dengan kewarganegaraan kesadaraan (nasionalisme), standar kompetensi pendidikan, tingkat pendidikan yang terbagi dalam pendidikan dasar, vokasi, dan pendidikan tinggi, hingga strategi Filipina membangun start up business. Tak kalah gayengnya dengan sesi pertama, sesi kedua yang tetap dimoderatori oleh Ning Lia Istifhama, juga menampilkan pemaparan 'Peluang dan Tantangan Kerja Sama & Budaya Indonesia-Afrika' oleh Dubes RI Ethiopia, Djibouti & Uni Afrika Al Busyra Basnur. Sementara Atdikbud Ristek KBRI Beijing Dr Yaya Sutarya menyuguhkan materi bertemakan 'Peluang Kerja Sama Pendidikan, Ekonomi dan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia di Hongkong' yang berlangsung menarik. Dubes Al Busyra Basnur yang aktif menulis di berbagai media pers nasional sejak SMP menjelaskan bagaimana Ethiopia yang pernah menjadi negara termiskin ke-3 di dunia (2000), kini telah bangkit sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Al Busyra juga menjelaskan bahwa Ethiopia yang disebut land locked karena tidak memiliki laut, telah berhasil menguatkan the youth entrepreneurship. “Ethiopia yang kita kenal sebagai sumber air sungai nil, negara asal kopi, dan the most religious people in the world, telah menjadi markas Uni Afrika dengan segala kemajuannya. Kerja sama banyak dibangun oleh negara ini sebagai proses mewujudkan kemajuan tersebut. Di antaranya seperti kerja sama ekonomi dengan berbagai negara dalam hal pengolahan pertanian dan pendidikan. Khusus dengan Indonesia, kerja sama pendidikan telah dimulai sejak 2016,” terang Al Busyra yang hadir langsung dari KBRI Addis Addaba. Sedangkan Yaya yang merupakan Atdikbud Ristek KBRI Beijing, menjelaskan bagaimana China bangkit berhasil memerangi kemiskinan. “Kekuatan ekonomi China adalah dari digital. Digital telah berhasil menguatkan pendidikan dan kewirausaahn di sana. Selain itu, aplikasi sister city berjalan sangat baik sehingga setiap kota mampu bekerja sama dengan baik dan saling support,” jelasnya. Acara yang berlangsung secara virtual itu berlangsung selama 6 jam. Selain dihadiri nama-nama di atas, juga dihadiri Sekjen Forsiladi Dr Indra, Ketua Panitia Dr Hamdanah Halim, Dr Lailatul Usriyah sebagai MC pelantikan, dan Dr Adirasa yang seorang rditor buku dari Sumenep. (mg-3/fer)

Sumber: