Ingin Jadi Dokter atau Istri Dokter (3)
Janjian dengan Wanita Paruh Baya
Tergesa-gesa Darna menaruh kembali HP Krisna dan pura-pura tidur. Dia bahkan tidak segera bangun ketika tubuhnya digoyang Krisna untuk pamit kerja. Darna hanya bertekad akan membuntuti Krisna. Ingin tahu dengan siapa suaminya itu berjanji dan apa yang hendak mereka lakukan. Makanya, begitu terdengar bunyi mobil di-starter, Darna segera melompat bangun dan berusaha mengikutinya dengan motor tanpa mandi terlebih dulu. Ternyata Krisna mengarahkan mobilnya ke selatan. Darna sempat mengira sang suami menuju putaran Waru dan hendak bablas ke tol Malang. Kalau memang begitu, matilah langkah Darna. Tapi tidak. Ternyata Krisna melewati bundaran Waru dan terus melaju hingga Aloha. Di sini, Krisna lantas belok kiri. Tidak lama, sampailah ia di sebuah hotel yang sangat tersohor. Darna harus hati-hati agar tidak sampai ketahuan suami. Begitu Krisna masuk kafe, Darna segera menyelinap mencari tempat duduk agak jauh dan membelakangi. Lebih dari 10 menit, baru muncul seorang perempuan. Bukan dari pintu masuk, melainkan dari lift. Sudah tidak muda lagi, bahkan tampak beberapa keriput di sudut-sudut wajahnya. Darna memperkirakan wanita tersebut berusia 55 tahun. Mereka sepertinya sudah sangat akrab. Ini tampak dari cipika-cipiki pada awal pertemuan. Setelah Krisna menghabiskan minuman, sementara perempuan tadi, yang diyakini sebagai Titin, hanya meneguk seperempatnya, mereka lantas menuju lift. Darna segera beranjak. Ia kenakan ponco jaketnya untuk menyembunyikan wajah, lantas berjalan di belakang Krisna-Titin. Mereka keluar di lantai 10, dan dengan mesra belok kanan, berhenti di depan kamar nomor 1011. Darna terus melangkah, agak jauh. Tapi kemudian balik dan turun kembali ke resto. Walau hatinya bagai terbakar badai neraka, Darna mencoba tenang dan menata hati agar tidak meledak. Sekitar satu jam kemudian, Darna berdiri, melangkah menuju kamar 1011. Darna kemudian mengetuk pintu, namun dia berdiri agak menyamping. Ternyata tidak ada respons. Begitu pula ketukan kedua. Baru pada ketukan ketiga, pintu sedikit terbuka. Wajah Krisna menyebul di antara kusen dan daun pintu. Kesempatan ini digunakan Darna untuk melongok dengan njundul kepala Krisna terlebih dulu. Saat itulah Darna melihat Titin sedang leyeh-leyeh di tempat tidur dengan tubuh yang hanya sebagian tertutupi selimut. Titin tampak kaget melihat kekurangajaran Darna. Darna juga melihat tubuh suaminya yang hanya dibalut handuk di belakang pintu. Tiada percakapan di antara mereka. Darna hanya melihat tatapan kaget di mata Krisna. Darna segera membalikkan tubuh melangkah cepat meninggalkan Krisna dan Titin. (jos, bersambung)Sumber: