Harga Pakan Ayam Petelur Mahal, Anggota DPR RI Minta Jangan Sampai Ada Impor Jagung dari Luar Negeri

Harga Pakan Ayam Petelur Mahal, Anggota DPR RI Minta Jangan Sampai Ada Impor Jagung dari Luar Negeri

Jombang, memorandum.co.id - Tingginya harga pakan ayam petelur, membuat para peternak ayam tersebut kelimpungan. Khususnya peternak ayam petelur di Kabupaten Jombang. Agar para peternak tidak mengalami kerugian dan mengalami kebangkrutan, maka Anggota Komisi IV DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema, mendorong pemerintah untuk membuka lahan produksi jagung seluas-luasnya. Pasalnya, jagung sebagai bahan pokok pakan ternak ayam, harganya dapat ditekan. Sehingga peternak dapat meraup keuntungan dengan murahnya bahan baku jagung tersebut. Anggota Komisi IV DPR-RI Ema Umiyyatul Chusnah mengatakan, pihaknya akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuka lahan untuk petani yang akan menanam jagung yang seluas-luasnya. "Jangan sampai dengan kondisi seperti ini akan ada impor jagung dari luar negeri. Sehingga jangan sampai rakyat yang rugi, peternak ayam rugi," katanya, saat menghadiri acara Pencanangan Gerakan Konsumsi Telur Ayam untuk Membantu Peternak Ayam Petelur dan Meningkatkan Gizi di Masa Pandemi di Desa/Kecamatan Plandaan, Kabuh, Jumat (17/9/2021) sore. Ema menegaskan, pemerintah harus berupaya bagaimana harus membela peternak agar bisa lebih sejahtera. Meskipun yang mengatur tentang impor berada di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan yang bukan stakeholder Komisi IV DPR-RI. Namun pemerintah jangan diam. Selain dengan cara membuka lahan produksi jagung seluas-luasnya, jelas Ema, pihaknya akan memberikan masukan kepada pemerintah yakni dengan cara memperbanyak bantuan benih jagung kepada petani. Untuk itu, Ema mengajak masyarakat dalam pencanangan gerakan konsumsi telur. Yang mana merupakan bentuk kepedulian dirinya dan PPP kepada para peternak ayam petelur. "Kita membeli telur ayam dari para peternak yang saat ini kondisinya sedang terpuruk karena harga pakannya yang bahan bakunya terbuat dari jagung ini mahal," ujarnya. Terpuruknya para peternak telur ini disebabkan juga karena harga jual telur yang murah serta daya beli masyarakat menurun akibat pandemi Covid-19. "Sehingga gerakan secara serentak dengan membeli telur seluruh Indonesia dari PPP ini, merupakan bentuk kepedulian kepada para peternak ayam petelur. Dan dibagikan kepada masyarakat," pungkasnya. (yus/fer)

Sumber: