Ditembak Anak Majikan dengan Bunga dan Cincin Berlian

Ditembak Anak Majikan dengan Bunga dan Cincin Berlian

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Dengan tatap mata tajam Faried mengingatkan Dina agar selama kuliah nanti fokus kepada pelajaran yang disampaikan dosen. Agar secepatnya bisa lulus. Tidak memikirkan biaya kuliah, tidak memikirkan pacaran. Dll. Dst. Dsb. Mendengar itu, Dina berkata dalam hati: mengapa Faried melarangnya berpikir soal pacaran. Pacaran dengan siapa? Dengan teman kuliah? Dengan dosen? Atau dengan Faried? Lha wong mengungkapkan rasa cinta saja tidak, jadi siapa yang pacaran? Atau belum? Tapi, sampai kapan? Dina tidak ingin berlarut-larut memikirkan itu. Toh hatinya sendiri sudah terpaut kepada Faried. Mengapa memikirkan orang lain? Sampai kapan pun Dina akan menunggu Faried menyatakan cintanya. Singkat cerita, sampai Dina menginjak semester ketujuh, belum ada tanda-tanda Faried mengungkapkan cintanya. Pada saat inilah, anak lelaki pemilik restoran, sebut saja Faud Efendi, datang dari luar negeri. Ayah Faud yang dulu guide turis di Bali berpacaran dengan tamunya, menikah, dan punya anak. Namanya Faud. Mereka tinggal di Denpasar hingga Faud kelas enam SD. Saat itulah terjadi konflik. Ibu Faud yang orang tuanya meninggal dunia mendadak karena kecelakaan berkeinginan pulang ke Kanada dan melanjutkan usaha mereka. Namun, ayah Faud yang mengelola restoran dan penginapan di kawasan Kuta tidak setuju. Dia ingin tetap tinggal di Indonesia. Perselisihan mereka berujung di meja perceraian. Hak asuh Faud yang masih anak-anak diberikan pengadilan kepada ibunya. “Dia jarang sekali datang ke Indonesia mengunjungi ayahnya,” kata pengacara Dina. Terakhir mengunjungi ayahnya yang membuka hotel dan restoran di Surabaya, Faud bertemu Dina. Sejak kuliah, Dina memang kembali bekerja untuk menambah pemasukan. Dina tak ingin terlalu membebani Faried yang sebenarnya bukan apa-apanya. Saat itulah terjadi prosesi cinta pada pandangan pertama. Panah asmara tidak ditancapkan Dewa Amor ke dada Dina, melainkan di dada Faud. “Faud klepek-klepek. Tidak menunggu lama, pemuda tersebut minta informasi kepada ayahnya tentang siapa Dina dan esoknya mengundang gadis ini ke ruang kerja sang ayah,” imbuh pengacara tadi. Dina langsung ditembak! Bergaya romantisme ala Renaisance, Faud menyatakan cintanya di hadapan Dina dengan menyodorkan rangkaian bunga berhias cincin berlian. Tentu saja Dina kaget. Tidak menyangka akan mendapat ungkapan mendadak dari pemuda yang baru saja dikenalnya, meski itu anak pemilik restoran. Majikannya. “Maaf, aku tidak bisa menerimanya,” kata Dina. “Apakah sudah ada lelaki lain yang menyatakan cinta kepada Dina?” Dina bingung menjawabnya. Kenyataannya ada Faried di hatinya, hanya belum pernah menyampaikan cintanya. Hingga kini. Di sisi lain, dia tertegun atas lamaran yang diungkapkan Faud dengan gaya klasiknya. “Aku minta waktu,” kata Dina pelan. (bersambung)  

Sumber: