Anakku Anak Pembantu (2-habis)

Anakku Anak Pembantu (2-habis)

Berencana Gugat Cerai Suami

Belasan tahun silam Nana pamit pulang ke desa karena dijodohkan orang tuanya. Padahal nyatanya tidak demikian. Dengan sesenggukan hari itu Nana minta maaf karena selama ini telah membohongi Ani. Waktu itu sebenarnya dia tidak kembali ke desa. Apalagi dijodohkan orang tuanya. Faktanya dia pindah ke kawasan Lakarsantri lantaran telanjur hamil, mengandung benih Rama. “Maafkan saya Buk, saya mengaku salah,” tutur Nana sambil memeluk lutut Ani. Beruntung Ani sudah menata hati sejak dari rumah hingga mampu mengendalikan emosi. Dia hanya kaget bahwa ternyata perempuan yang menggoda suaminya adalah Nana. Ini yang tidak dia sangka. Nana menjelaskan, dia dan Rama sudah beberapa kali berusaha menggugurkan kandungan agar janin di dalam kandungannya tidak memunculkan masalah di kemudian hari. “Tapi Allah berkehendak lain. Anak itu tetap lahir dan hidup hingga kini. Namanya Micu, anak yang Ibuk temui di rumah tempo hari,” kata Nana, yang tubuhnya kurus seperti digerogoti suatu penyakit. Karena kondisi itulah Nana minta Micu menemui ayahnya, yang beberapa tahun terakhir tidak pernah menjenguk mereka. Selama ini Rama hanya mengirimkan nafkah melalui sopir. “Saya khawatir tidak punya umur lagi. Bila suatu saat saya benar-benar dipanggil oleh-Nya, saya tidak khawatir karena Micu sudah bertemu ayahnya. Dia terakhir bertemu ayahnya ketika masih berumur empat tahun,” tambah Nana. Pertemuan hari itu berubah menjadi hujan tangis. Nana tak mampu menahan gejolak batin yang selama ini dia pendam. Sebaliknya, Ani berusaha kuat menekan amarahnya yang bercampur dengan belas kasih. Di sudut lain ruangan, Rama memeluk erat Micu, satu-satunya buah hati. Karena dengan Ani, Rama belum dikaruniai momongan. Air matanya meleleh membasahi rambut Micu, yang juga menangis di dada sang ayah. Ani yang sempat hendak mengajukan gugatan cerai kepada Rama akhirnya memutuskan membatalkan. “Bu Ani tidak tega melihat kondisi Nana dan Micu. Kapan hari dia sempat menangis ketika minta tolong diuruskan gugatan cerainya,” kata Ikin, pengacara yang sempat dimintai tolong Ani untuk mengurus gugatan cerainya. Ani akhirnya malah memutuskan untuk membawa Nana ke rumah sakit, namun ditolak yang bersangkutan. Nana mengaku sudah merasakan bahwa akhir hidupnya tidak bakal lama lagi. Dan, dia siap menyongsongnya dengan ikhlas. Nana hanya menitipkan Micu kepada Rama dan Ani. “Kasihan sekali dia. Meski fisiknya tidak sempurna, Micu adalah anak yang pandai,” tutur Nana pada pertemuan berikutnya, yang ternyata menjadi pertemuan terakhir mereka. Menurut Ikin yang berkantor di sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, ini, sekarang Micu tinggal bersama ayahnya, Rama, dan Ani. (jos, habis)    

Sumber: