Diajak ke Pacet, Berendam Air Panas, Selanjutnya Ah…

Diajak ke Pacet, Berendam Air Panas, Selanjutnya Ah…

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Dina (29, bukan nama sebenarnya) akhirnya menjadi wanita karier. Meski tidak setinggi yang dicita-citakan, posisinya di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang properti bisa dibanggakan. Itu semua tidak lepas dari jasa suaminya, sebut saja Faried (33). Kisah perjalanan rumah tangga Dina vs Faried dimulai semasa Dina masih duduk di bangku kelas dua SMA. Waktu itu orang tuanya, entah karena apa, bercerai. Dina sebagai anak tunggal tidak mampu mencegah perpecahan orang tuanya tersebut. Yang terjadi selanjutnya sangat menyakitkan. Ayah dan ibunya meninggalkan rumah begitu saja tanpa menghiraukan Dina. Pergi membawa ego masing-masing. “Aku dititipkan ke tante hanya lewat telepon,” kata Dina kepada pengacara yang mengurusi perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Gadis yang bercita-cita menjadi wanita karier ini sempat drop meskipun sudah memperkirakan kebersamaan kedua orang tuanya tidak bakal langgeng. Ini sudah dirasakan Dina sejak gadis ini duduk di bangku SMP. Ayahnya sering tidak pulang. Kabar yang dia curi dengar dari tetangga, ayahnya berselingkuh dengan seorang gadis pemandu lagu di rumah karaoke. Mereka bahkan pernah tepergok berduaan di rumah kos sang gadis di kawasan Tegalsari. Ibunya yang memandegani penggerebekan itu bersama perangkat kelurahan dan polsek setempat. Bukannya bertobat dan meminta maaf, ayahnya malah marah-marah dan uring-uringan kepada ibunya. “Ibu akhirnya tidak menghiraukan Ayah. Dia justru membalas dendam menjalin hubungan dengan teman kerja Ayah. Mereka hidup sendiri-sendiri. Aku yang jadi korban,” cerita pengacara tadi menirukan keluhan Dina. Gadis ini pun hidup bagai layang-layang putus benang. Memang ada tante yang dipasrahi mengurus Dina, tapi perhatian adik ibunya ini tidak mungkin diharapkan maksimal mengawasi Dina. Biaya sekolah Dina juga bermasalah. Dia sering tidak bisa bayar dan menunggak. Dina bahkan terancam dikeluarkan. Katika hal ini sempat dikeluhkan kepada tantenya, perempuan tersebut berjanji bakal melunasi tunggakan Dina. Tapi sampai terlambat enam bulan, janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Akhirnya Dina nekat bekerja di sebuah rumah makan untuk memenuhi biaya sekolahnya. Dia bahkan memberanikan diri berutang kepada bosnya dengan alasan untuk membayar tunggakan biaya sekolah. Beruntung sang bos memberikan pinjaman kepada Dina. Di rumah makan itulah Dina berkenalan dengan Faried. Pemuda tersebut dipercaya menjadi kepala waiters. Meski hanya lulusan SMP, Faried mampu bekerja di atas tanggung jawabnya. Karena itulah dia mampu menangani banyak hal. Witing tresno jalaran soko kulino, lambat laun Dina yang dipercaya menjaga kasir menaruh rasa hati terhadap Faried. Meski terkesan kasar, pemuda ini sebenarnya baik. Suka membantu teman dan royal apabila memiliki rezeki lebih. Kepada siapa pun, terutama kepada Dina. Suatu saat Dina bahkan disarankan berhenti kerja dan fokus menekuni tanggung jawabnya sebagai pelajar. “Biar aku yang membiayai sekolahmu,” begitu tawar Faried kepada Dina. Dina tertegun. Benarkah pedengarannya? Betulkah masih ada orang baik seperti Faried di dunia yang sudah lapuk ini? Jangan-jangan ada udang di balik batu, pikir Dina. Gadis itu lalu membayangkan suatu saat dijebak Faried. Diajak ke Pacet, berendam air panas, tapi ujung-ujungnya dipaksa menginap di hotel dan kegadisannya ah… “Seperti itulah kekhawatiran Dina,” kata pengacara tadi. (bersambung)  

Sumber: