Wamentan Panen Raya Porang di Desa Jombok Trenggalek

Wamentan Panen Raya Porang di Desa Jombok Trenggalek

Trenggalek ,Memorandum.co.id - Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi panen raya Porang di Desa Jombok, Kecamatan Pule kabupaten Trenggalek, Rabu (25/6/2021). Didampingi Ketua Komite 3 DPD RI, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dan wakil bupati Syah Muhammad Natanegara, jajaran Forkopimda serta beberapa pejabat di lingkup Pemkab Trenggalek, Wamentan ini berpesan untuk tidak lekas berpuas diri. Pemerintah, pengusaha dan petani diharapkan tidak hanya fokus pada komoditas barangnya saja, melainkan perlu meningkatkan sektor ekonomi di Trenggalek. "Kita jangan berpuas diri dulu. Karena kita harus tingkatkan ekonomi di masa pademi Covid -19 ini ," ungkapnya Menurutnya, presiden sangat konsen memulihkan ekonomi masyarakat. "Makanya beliau mengimbau khususnya untuk kita semua agar porang ini jangan sampai di awal baik namun di tengah bahkan di akhir menghilang gitu saja ," ujarnya Wakil Menteri Pertanian ini juga mendukung upaya hilirisasi Porang yang akan digalakkan oleh Bupati Trenggalek. Karena item turunan komoditas ini cukup banyak. "Tidak cukup kita bahas di sini," terangnya kepada awak media. Makanya saya pesankan kepada para kepala daerah untuk kita tingkatkan lagi. Saya berharap sekali kawan-kawan kepala daerah, mudah-mudahan bisa membangkitkan ekonomi, bahkan bisa menjadikan itu sebagai pilot poject," ucapnya. Sedangkan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yang ikut mendampingi dalam kegiatan panen raya tersebut menambahkan, kapasitas tanaman Porang di daerahnya saat ini tercatat sekitar 4 ribu hektare. Sedangkan untuk tonasenya tercatat kurang lebih sekitar 280 ribu ton. "Jadi cukup besar kapasitas yang ada di Trenggalek sini dan setiap tahun bertambah," terangnya Bupati muda ini juga sepakat dengan pemikiran wakil menteri pertanian, terkait dengan pengembangan Porang. Menurutnya saat ini jual beli Porang masih menjanjikan karena saat ini dimana-mana orang ingin menanam Porang dan peluang jual beli bibit masih terbuka karena banyak yang mencari bibit. "Bukan hanya umbinya, kataknya pun masih laku," tutupnya. (red/ag/gus)

Sumber: