Menantu Keluarga Kaya (2)
Perang Saudara setiap Saat
Sebulan-dua bulan perusahaan terus berjalan meski tidak seperti sebelumnya. Andik masih bisa menjatah adik-adiknya. Tapi memasuki tahun kedua, terjadi keguncangan. Andik tak mampu lagi secara rutin membagikan jatah. “Suamiku yang biasa hidup berkecukupan tidak mau tahu. Dia memaksa Andik memberikan jatah seperti semula. Mereka sampai beberapa kali berkelahi secara fisik,” kata Utami, yang menambahkan bahwa Danang pernah menodongkan pistol ke Andik. Ia memaksa minta jatah. Apabila tidak bisa memberikan jatah seperti dulu, keluarga Andik diancam bakal dirusak. Perang saudara Andik vs Danang berlangsung amat sengit. Terjadi hampir setiap saat. Mereka sudah tak tampak lagi sebagai saudara, melainkan lebih seperti Tom and Jerry di film-film kartun. Bila sebelumnya kehidupan Utami relatif tidak pernah tersentuh masalah, kini dia mulai merasakannya. Mulanya terimbas pada Danang yang kumat kembali suka bermain perempauan di luar rumah. Banyak wanita yang menuntut tanggung jawab Danang. Selain yang muda, banyak pula wanita berumur yang jadi korban keganasan Danang. Sebagian dari mereka bahkan datang ke rumah Utami dengan perut besar. “Aku tidak bisa lagi bersikap acuh. Apalagi, sudah beberapa waktu Danang tidak pernah pulang,” kata Utami. Awalnya Utami mencoba menyelesaikan tuntutan korban-korban suaminya dengan memberikan ganti rugi kepada mereka. Tapi, setelah sadar bahwa jumlah mereka tak bisa diperkirakan, Utami akhirnya turut kabur dari rumah. Untung tidak ada anak-anak yang harus ditanggung. Ia kembali ke rumah orang tuanya di daerah Wiyung. Cuma sesekali dia menengok rumahnya di Sawahan untuk memberi makan hewan piaraan dan menyiram tanaman. “Jujur saja aku tidak ingin mencari Danang. Anggap saja ini adalah karma dari segala perbuatan dia sendiri,” tutur Utami, yang mengaku masih bisa bertahan hidup dari gajinya dan deposito. Utami yakin bahwa hidup seperti roda berputar. Karena itu, ketika bergelimang harta dari keluarga suami, dia selalu menyisihkan untuk ditabung. “Aku memang terobsesi hidup mewah, tapi aku tak pernah lupa untuk menabung. Untuk jaga-jaga,” tambahnya. Suatu saat tiba-tiba Utami dikejutkan kemunculan Andik dan istrinya. “Hatiku langsung dheg! Pasti akan meletus perang besar. Mereka pasti mencari Danang dan ada sesuatu di antara mereka,” imbuhnya. Namun, dugaan Utami meleset. Mereka sedang mencari putri kedua mereka yang sudah beberapa pekan menghilang. “Dia tidak ke sini, Mbak, Mas. Mungkin ke rumah teman-temannya,” kata Utami sambil memberikan pandangan kepada saudara iparnya itu. (jos, bersambung)Sumber: