Kembang Desa Janda 2 Kali (4-bersambung)

Kembang Desa Janda 2 Kali (4-bersambung)

Digerebek di Rumah Duda

Kematian Matrukan memukul jiwa Sukana. Ia tak menyangka menyandang janda dua kali saat usianya masih muda, 23 tahun. Sukana trauma dan beranji tidak bakal nikah lagi. Tapi sedahsyat apa pun rencana manusia, Allah-lah penentu jalan hidup. Faktanya, Sukana hanya mampu bertahan hidup sendiri tidak lebih dari sua tahun. Hatinya luluh ketika bertemu seorang pegawai negeri asal Surabaya, sebut saja Efendi. Waktu itu Sukana masih tinggal di daerah pesisir Lamongan. Efendi yang sebelumnya berdinas di Surabaya baru saja dimutasi menjadi pejabat pemerintahan dan tinggal tak jauh dari rumah Sukana. Keduanya sering bertemu ketika Sukana—yang rumahnya berada di dalam gang—lewat di depan rumah Efendi yang berada di pinggir mulut gang. Dari sekadar bertegur sapa, Sukana tertarik untuk menyapa dan menggendong anak Efendi. Anaknya memang lucu. Perempuan berusia sekitar dua tahunan. Seiring berjalannya waktu, anak Efendi tadi, sebut saja Ani, semakin lengket dengan Sukana. Entah diajari oleh siapa, Ani yang semula memanggil Sukana dengan sebutan tante berubah menjadi mama. “Dan, Sukana sangat menikmati sebutan itu. Dia memang senang dengan anak kecil. Apalagi, dalam dua perkawinan sebelumnya, dia belum dikaruniai momongn. Ani sangat lucu,” kata pengacara Sukana yang pandai bermain biliar ini. Saking dekatnya Ani dengan Sukana, Ani sering diajak bermain dan bermalam di rumah Sukana. Sebaliknya, Sukana sering tertidur di rumah Efendi ketika sedang menunggui anak itu ketika ayahnya bekerja. Kenyataan ini menimbulkan kasak-kusuk para tetangga. Status duda dan janda Efendi dan Sukanan dihubung-hubungkan dengan kondisi tersebut. Maka, ditegurlah Efendi. Namun, Efendi belum sempat menyampaikan teguran tersebut kepada Sukana, warga sudah terburu bertindak. Masalahnya, Sukana—yang belum tahu ada teguran dari warga—masih sering tertidur di rumah Efendi saat momong Ani. Efendi sendiri, yang sering pulang kerja selepas Isya, tak pernah membangunkan Sukana. Dia tidak tega membangunkan perempuan cantik yang sedang memeluk erat anaknya. Dia takut mengagetkan keduanya. Efendi akhirnya selalu membiarkan Ani terlelap dalam pelukan Sukana. Yang tidak disangka, sebagian warga yang tidak sabar lantas menggerebek Sukana dan Efendi. Meski memang tidak terbukti melakukan apa-apa, tapi keduanya dipaksa ikut warga. Mereka hanya tepergok sedang berada di dalam satu rumah, bukan di dalam kamar yang sama. Kamar mereka berbeda. Warga tidak peduli. Keduanya digelandang ke balai desa dan dipaksa menikah dan membayar denda sesuai aturan desa. Malam itu juga dilangsungkan ijab kabul disaksikan puluhan warga. (jos/bersambung) .

Sumber: