DPRD Jombang Bentuk Pansus Penanganan Covid-19

DPRD Jombang Bentuk Pansus Penanganan Covid-19

Jombang, memorandum.co.id -- Para wakil rakyat menggelar rapat paripurna yang diselenggarakan di gedung  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jalan KH. Wahid Hasyim, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Paripurna kali ini diselenggarakan untuk membentuk Panitia Khusus (pansus) penanganan Covid-19. Dalam pembentukan pansus ini, terpilih Ketua Pansus Penanganan Covid-19 DPRD Jombang yakni Kartiyono dari komisi A. Ketua DPRD Jombang Mas’ud Zuremi mengatakan, bahwa pembentukan pansus dilakukan untuk membahas langkah-langkah yang telah diambil Pemerintah Kabupaten Jombang. "Setelah dibentuk, nantinya mereka memiliki waktu hingga enam bulan ke depan untuk bertugas menggali segala macam informasi penanganan," katanya, Senin (02/8/2021). Mas'ud mengungkapkan, pembentukan pansus berangkat dari inisiasi semua fraksi. Wakil rakyat ingin mengetahui sejauh mana upaya Pemkab Jombang dalam melakukan penanganan Covid-19. "Bukan hanya menggali informasi penanganan, pansus juga meminta besaran alokasi anggaran yang telah digunakan. Terhitung sejak Covid-19 di tahun 2020 sampai hari ini. Dan data terbaru masyarakat yang terpapar Covid-19," tegasnya. Sementara, Ketua Pansus penanganan Covid-19 Kartiyono menegaskan, pihaknya langsung tancap gas dengan menggelar rapat internal untuk membahas pihak yang bakal dipanggil untuk penggalian informasi. “Besok kami langsung menggelar rapat internal sebagai upaya pemanggilan yang bakal dilakukan. Pemanggilan dilakukan untuk mengintensifkan koordinasi demi maksimalnya capaian penanganan,” tegasnya. Menurut Kartiyono, banyak informasi yang ingin digali, seperti kejelasan atau langkah konkret yang telah dan bakal diambil. Setelah pemberlakuan PPKM, sejauh mana regulasi terkait kegiatan masyarakat setelah pembatasan kegiatan. “Skemanya harus betul-betul cermat. Jangan sampai kami mengulang kejadian yang sudah. Dalam artian, setelah PPKM justru kembali mengalami peningkatan jumlah pasien yang terpapar Covid-19,” ujarnya. Kartiyono memaparkan, kejadian seperti itu yang ingin diantisipasi.dengan memaksimalkan kinerja yang telah dilakukan. "Agar yang dulunya sudah menjadi zona hijau, tiba-tiba berubah menjadi merah,” pungkasnya. (yus)

Sumber: