Menerima Kos Wanita (2)

Menerima Kos Wanita (2)

Puas dengan Guling Bulu Angsa

  Malam harinya Winta terpaksa harus kembali menelan pil pahit. Hasratnya yang sedang menggebu dipatahkan Bambang dengan alasan tubuhnya lemes setelah sesorean dihajar mencret secara bertubi-tubi. Akhirnya pemilik tahi lalat di ujung bibir ini harus puas dengan hanya memeluk guling. “Untung masih ada guling bulu angsa yang lembut dan hangat,” kata Winta dengan nada memelas. Setelanya hari-hari berlalu adem ayem, walau yang dirasakan Winta lebih banyak adem-nya. Tidak ada kehangatan. Sama sekali. Ini yang terus memicu kecurigaan Winta bahwa Bambang pasti memiliki WIL. Hampir tiap hari Winta mencari bukti, tapi sampai sejauh ini tak pernah ditemukan. Hingga suatu malam Winta tidak melihat Bambang di sampingnya. Dicari di seluruh sudut rumah, tidak ada. Kali ini Winta yakin Bambang ndekem di kamar salah satu anak kos. Maka, dengan berjingkat-jingkat agar tidak menimbulkan suara gaduh, Winta mengetuk satu per satu kamar kos anak-anak tadi. Ketika ditanya anak-anak ada apa kok malam-malam mengetuk satu per satu kamar anak kosnya, Winta beralasan ada instruksi dari Pak RT agar para pemilik kos merazia semua kamar penghuni kos. Semua kamar di lantai bawah aman. Selanjutnya Winta naik ke lantai atas. Tapi baru mengetuk dua kamar, dari jauh dia terlihat Bambang keluar dari warung kopi bersama tetangga sebelah. Berbegas Winta turun. Dia dan suaminya berpapasan di depan kamar mereka. “Ongkep. Aku tadi keluar sebentar. Ngopi. Eee… di warung ketemu Pak Ulum (tetangga sebelah, red),” kata Bambang sambil angop dan masuk kamar, sebagaimana ditirukan Winta. Semakin hari Bambang semakin menunjukkan sikap yang dingin. Walau begitu, dia selalu sabar menghadapi Winta yang sering uring-uringan. Kenyataan ini justru dirasakan Winta sebagai ejekan. “Aku yakin dia (Bambang, red) punya sesuatu di luar sana. Tidak mungkin seorang lelaki tahan tidak gituan sekian lama. Bukan begitu, Pak? Bapak juga kan” tanya Winta kepada Memorandum, yang hanya bisa membelas pertanyaan tadi dengan senyum. Akhirnya Winta mengajak beberapa anak kos kepercayaannya bekerja sama mengawasi Bambang. Dengan begitu, kesibukan dia melayani pembeli di toko bagian depan rumah tidak banyak terganggu. (jos, bersambung)      

Sumber: