Ngantor di Balai RW, Camat Baru Tahu Banyak Warga yang Gaptek
Surabaya, memorandum.co.id - Harapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar lurah dan camat se-Surabaya bisa berinovasi, salah satunya berkantor di balai RW, langsung ditindaklanjuti beberapa camat. Salah satunya Camat Benowo Muslich Hariyadi. Dikatakan Muslich, dirinya sudah dua kali berkantor di Kelurahan Kandangan dan Kelurahan Sememi, Senin (7/6) malam. “Kami terinspirasi oleh wali kota yang berkantor di kelurahan. Terakhir di Kelurahan Sememi. Dengan sepenuh hati melayani warga, dan waktu itu kami mendampingi lurah ketika warga datang,” ujar Muslich, Selasa (8/6). Muslich tergugah, karena ketika wali kota bertemu lurah dan camat yang bisa berkantor di kelurahan masak camat tidak bisa ke Balai RW. “Akhirnya kami tergugah dan sudah dijadwalkan seminggu tiga kali,” jelas Muslich. Muslich mengatakan, bahwa dirinya berkantor di Balai RW setiap malam mulai pukul 19.00-22.00. “Karena kalau pagi pak RW ada yang bekerja. Jadi kami membuka pelayanan malam hari,” jelasnya. Lanjutnya, berkantor di balai RW dengan membuka pelayanan. “Kalau memang dieksekusi saat itu kami eksekusi. Ada yang tidak bisa seperti rekam e-KTP karena memang perangkat komputer di kelurahan,” tambahnya. Ada warga yang mempermaslahan lapangan futsal yang sudah diajukan dua tahun lalu. “Ada tanah BTKD, mereka ajukan permohonan dua tahun lalu untuk lapangan futsal, dan sudah ada SPK (surat perintah kerja) dan mau dikerjakan pemkot untuk lapangan futsal dan bola voli tetapi tiba-tiba ada pendemi. Lahan sudah diuruk, tapi atas instruksi pemerintah bahwa ada refocusing anggaran diarahkan ke Covid-19,” ujarnnya. Setelah berkantor di balai RW baru mengetahui bahwa banyak warga yang masih tidak paham dengan teknologi. “Kami ajari mereka. Padahal jika paham IT, mengurus apa saja cukup dari rumah. Kalau memang tidak ada peralatan untuk scan, bisa datang ke kelurahan,” ujarnya. Ada kejadian menarik ketika dirinya mengunjung salah satu gedung balai RW di Kandangan. Ketika datang, tiba-tiba anak yang berlatih karate langsung memakai masker. “Saya lalu menemui pelatih, yang penting bisa mematuhi prokes. Terutama ketika usia latihan. Tadi dikiranya ada operasi prokes,” pungkas Muslich. (fer)
Sumber: