Nikah tanpa Restu Ortu

Nikah tanpa Restu Ortu

Kisah kehidupan rumah tangga Ratih (nama samaran) bersama Ridho (samaran juga) harus berakhir cepat. Sebab, rahasia besar suaminya itu terbongkar hanya setelah setahun pernikahannya. Sebenarnya Ratih sudah diperingatkan kedua orang tuanya yang me-wanti-wanti agar tidak menikah dengan Ridho. Sayangnya Ratih tetap nekat menikah dengan pacarnya tersebut. Entah apa yang dirasakan Ratih saat itu. Ia seperti buta segala-galanya. Yang ada di pikiranannya hanyalah Ridho pria terbaik yang pernah ia kenal. Dia tergila-gila. Bahkan sangat tergila-gila. Ratih merasa diperhatikan dan disayang sampai tidak sempat berpikir yang aneh-aneh soal Ridho. Orang tua (ortu) Ratih pernah menasehatinya untuk berhati-hati. Sebab, mereka melihat gelagat yang tidak baik pada diri Ridho. "Kata orang tuaku, aku seperti tidak biasa saat menjalani hubungan dengan Ridho. Seperti kena guna-guna. Tapi, aku tetap bersikukuh dan menolak penilaian mereka," ucapnya. Belum segenap setahun pacaran, Ridho akhirnya minta Ratih menikah dengannya. Tentu saja Ratih yang sudah dibuat mabuk kepayang langsung menyetujuinya. "Dia bilang untuk menunjukkan rasa cintanya kepadaku, ia tidak ingin berlama-lama berpacaran. Melihat kesungguhannya, aku pun menerima," ujarnya. Ridho pun melamar Ratih. Saat itu Ridho mengatakan tidak bisa menghadirkan orang tuanya dengan alasan pandemi. Apalagi, orang tuanya sudah tua dan berada jauh di luar kota. Lamaran hanya dilakuka diwakili paman dan bibi Ridho. "Memang saat itu awal pandemi. Aku tahu orang tua Ridho memang di luar kota. Aku mengetahuinya hanya lewat foto di ponselnya. Selama ini Ridho tinggal di Surabaya bersama paman dan bibinya," ungkapnya. Hari pernikahan ditentukan, Ratih akhirnya resmi menjadi istri Ridho. Orang tua Ratih yang semula menentang akhirnya luluh juga melihat kenekatan anaknya. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. "Saat pernikahan, aku lihat mereka sesekali meneteskan air mata. Aku pikir itu tangis bahagia," jelasnya. Usai pernikahan, Ratih dan Ridho tinggal di rumah kos. Layaknya pengantin baru, kehidupan mereka terlihat bahagia. Ratih merasa apa-apa yang selama ini diaimpikan bersama Ridho sudah terwujud. Hari berlalu berganti minggu, minggu berlalu berganti bulan, akhirnya datang juga apa yang dikhawatirkan orang tua Ratih. Saat itu Ridho telah berangkat kerja. Datanglah seorang perempuan menggendong anak ke tempat kos Ratih. "Sambil menangis, dia menagkui Ridho sebagai suaminya. Bak disambar petir di siang hari, aku langsung menangis. Aku tak percaya. Sebab, dalam KTP Ridho tertulis masih perjaka," katanya. Untuk meyakinkan pengakuannya, perempuan tersebut menunjukkan foto yang membuat Ratih tambah lemas tak berdaya. Tampak beberapa gambar proses pernikahan perempuan dengan tadi dengan Ridho, dari akad nikah hingga duduk bersanding di pelaminan. "Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain minta maaf," ucapnya. Menurut perempuan tadi, Ridho pamit ke Surabaya untuk bekerja. Dia ditinggal di desa bersama orang tua. Karena tak kunjung ada kabar selama setahun, ia akhirnya menyusul Ridho ke Surabaya. Ia mengaku yang menunjukkan alamat kos mereka adalah paman dan bibi Ridho. Tentu saja Ratih marah. Bisa-bisanya paman dan bibi Ridho bersekongkol dengan suaminya berbuat seperti itu. “Tetapi aku tahan marahku karena tidak tega melihat perempuan itu dan anaknya. Aku janji bakal menggugat cerai Ridho," ungkapnya. (mg5/jos)

Sumber: