Suami Lupa Anak-Istri gara-gara Aplikasi Jodoh (1)

Suami Lupa Anak-Istri gara-gara Aplikasi Jodoh (1)

Tertawa dan Senyam-Senyum di Depan Ponsel

YULI (samaran) tidak menyangka suami-nya, Iwan (samaran juga), tega berkkhianat setelah menjalani hidup bersama lebih dari lima tahun. Mereka bahkan sudah dikaruniai dua buah hati, yaitu Zidan yang berumur tiga tahun dan Alfin yang baru setahun. “Iwan dulu teman kuliah. Kami berpacaran sejak semester dua. Setelah tiga tahun berjalan, aku yakin Iwan adalah jodohku,” kata Yuli. Diakui bahwa perjalanan rumah tangganya sangat membahagiakan. Hari-hari dilalui dengan harmonis. Selain momongan yang lucu, semua kebutuhan rumah tangga selalu tercukupi. Hampir tidak ada pertengkaran berarti di antara mereka. Memang ada riak--riak kecil atau salah paham, tapi masalah itu dapat diselesaikan dengan baik. Menginjak tahun ketiga, Yuli kembali berbadan dua. Iwan bertambah sayang saja. Yuli dilarang bekerja berat. Iwan bahkan mengambil pembantu untuk mengurus pekerjaan rumah tangga. “Pesannya, aku harus menjaga kandung-anku. Jangan capai-capai,” ujar Yuli menirukan permintaan Iwan. Pada bulan kedelapan usia kandungan, Yuli makin disayang. Semua permintaannya pasti dituruti. Perhatian pun berlebih. Ketika tidak ada di rumah, hampir setiap dua jam sekali Iwan selalu menelepon. “Jujur aku sedikit aneh dengan sikapnya. Sebab, saat mengandung Zidan, ia tidak pernah memperlakukan aku seperti itu,” kata Yuli. Sebulan kemudian lahirlah Alfin. Saat itu, sikap Iwan tidak berubah. Yuli sangat bahagia. Ia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia karena memiliki suami yang sayang dan bertanggung jawab seperti Iwan. Hari-hari kembali dilalui penuh kebahagiaan. Hingga saat genap umur Alfin setahun, pertengkaran mulai pecah. “Entah mengapa, kalau dulu setiap ada masalah langsung selesai, kini tidak lagi. Iwan sering mengungukit-ungkit kasus lama jika terjadi pertengkaran,” ujarnya. Hingga suatu malam, saat Yuli terbangun, ia mendapati Iwan sedang tertawa dan senyum-senyum sendiri menatap ponselnya. Walau begitu, Yuli tidak menaruh rasa curiga. Namun, lagi-lagi pada malam-malam berikutnya, Yuli memergoki Iwan seperti itu. Akhirnya Yuli memberanikan diri bertanya kenapa Iwan sampai tertawa dan senyum-senyum sendiri. “Dia beralasan sedang chatting dengan teman kantornya, Eko. Dan bahasannya lucu,” terangnya. Ibarat pepatah serapat-rapatnya bangkai ditutupi pasti akan tercium baunya juga, itu berlaku kepada Iwan. Mungkin karena kelelahan, Iwan tertidur di sofa ruang tamu dan ponselnya dalam posisi online. “Kuberanikan diri meraih ponselnya. Betapa terkejutnya aku. Ternyata ia sedang chatting dengan seorang wanita bernama Sisca. Tapi chatting-nya tidak di WhatsApp (WA), melainkan semacam aplikasi perjodohan,” jelasnya. Keesokan harinya Yuli menanyakan kepada Iwan siapa wanita bernama Siska. Alih-alih menjelaskan, Iwan malah marah-marah dan menuduh Yuli lancang membuka ponselnya. “Dia marah besar. Aku yang merasa tidak terima dituduh lancang karena membuka ponselnya jadi ikut marah. Aku tuduh dia selingkuh. Tapi, dia menjawab itu hanya kenalan,” kata Yuli. (mg5/jos, bersambung)

Sumber: