Gandeng Empat Negara, Prodi Arsitek Untag Surabaya Adakan Joint Studio 2021

Gandeng Empat Negara, Prodi Arsitek Untag Surabaya Adakan Joint Studio 2021

Surabaya, memorandum.co.id - Capaian akreditasi A menjadikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya untuk terus memacu kualitasnya. Itu ditunjukkan salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan institusi asing. Dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam mata kuliah Arsitektur Berkelanjutan dan Kota Berkelanjutan kini turut terlibat dalam Joint Studio 2021. Mengusung tema ‘International Design Charette, kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan tiga perguruan tinggi asing lainnya. Di antaranya termasuk Queensland University of Technology, Australia, lalu Lodz University of Technology, Polandia, dan Universidad de los Andes, Kolombia. Kolaborasi Join Studio 2021 ini akan berlangsung hingga 10 Mei mendatang. Dosen Prodi Arsitektur Untag Surabaya, Dr RA Retno Hastijanti selaku inisiator menuturkan, bahwa Joint Studio telah memasuki kolaborasi semester yang ke-3. "Untuk bisa berkolaborasi, harus menunjukkan bahwa kita (Prodi Arsitektur Untag Surabaya-red) kompeten. Tunjukkan bahwa mahasiswa kita good surveyor," tuturnya, Selasa (27/4/2021). Dia menambahkan, Prodi Arsitektur Untag Surabaya mengirimkan mahasiswa dari lima kelas. Mahasiswa itu kemudian dikelompokkan ke dalam 20 kelompok untuk brainstorming, dicampur dengan semua universitas. "Tantangannya untuk mendorong mahasiswa kita agar mau ngobrol untuk brainstorming dan lebih percaya diri, yang dari Polandia dan Kolombia kan juga tidak seberapa pintar Bahasa Inggrisnya," papar dosen yang akrab disapa Hasti ini. International Webinar yang yang berlangsung mulai tanggal 19 April 2021 hingga 10 Mei 2021 ini bertujuan untuk membantu local government. Mulanya kegiatan ini dilakukan pada awal semester (2020) di Jombang. Sementara pada semester ke 2 dan 3 ini dilakukan di Surabaya. "Cita-cita lab kami (Laboratorium Perumahan dan Pemukiman & Perencanaan Perancangan Kota) ialah membuat Surabaya menjadi lahan penelitian (living lab), supaya kita bisa jadi hub (menghubungkan-red) bagi universitas lain untuk mempelajari Surabaya dan antar universitas agar bisa berjejaring secara akademis. Terbukti, Prodi Arsitektur Untag Surabaya rutin menjadi tuan rumah kegiatan internasional dan aktif berjejaring dengan instansi dalam dan luar negeri," ungkap Hasti. Pada Joint Studio 2021, Hasti tampil sebagai salah satu pembicara dan memaparkan materi yang berkaitan dengan Kecamatan Ngagel, Surabaya. Namun sebelum itu, Hasti terlebih dulu melakukan analisa urban guna mengumpulkan data. “Kami eksplor lebih dalam karena komplit tantangannya mulai dari di pinggir sungai, ada rel kereta, daerah bersejarah dan sebagainya. Ngagel punya percikan sejarah, jadi mahasiswa bisa brainstorming. Ada kampung, ada modern, dan ada mixuse. Itu menggambarkan pluralitas Kota Surabaya," ulasnya. Melalui analisa tersebut, dirinya merekomendasikan daerah Ngagel dengan tidak meninggalkan akar budaya. Joint Studio dilangsungkan secara daring ini melakukan komposisi dua session, dikarenakan perbedaan waktu yang cukup signifikan dari para negara peserta. Sesi pertama pada pukul 14.00, yang diikuti oleh Brisbane dengan narasumber Mirko Guaralda dan Surabaya diisi oleh Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur Yuli Kalson Sagala, Ekologis Universitas Airlangga Dr Nurina Fitriani, Sejarawan Universitas Airlangga Prof Purnawan Basundoro, dan juga Dosen ITS Surabaya Adjie Pamungkas yang tampil sebagai pembicara pada sesi pertama. Sesi kedua diisi oleh Dr Sylwia Krzysztofik dari Lodz University of Technology, Guru Besar Lodz University of Technology Prof Małgorzata Hanz, Adjunct Professor Drexel University Dr Sara Girotto, dan Prof Asistente Universidad de los Andes Leonardo Parra Agudelo. Ke depan, Joint Studio akan kembali digelar, “Meluaskan mata kuliah lain artinya juga berganti dan menambah serta memperluas partner," kata Hasti. (mg3)

Sumber: