Masjid Rahmat Kembang Kuning, Jujukan Peziarah untuk Iktikaf

Masjid Rahmat Kembang Kuning, Jujukan Peziarah untuk Iktikaf

Selama Ramadan dipastikan di Masjid Rahmat selalu dijadikan tempat iktikaf rombongan peziarah dari luar kota. Mereka memang mengkhususkan datang ke masjid tertua peninggalan Raden Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat yang biasa dikenal dengan Sunan Ampel di Jalan Kembang Kuning ini, untuk ibadah hingga salat Subuh berjemaah. Selanjutnya, mereka meneruskan perjalanan dengan ziarah ke makam para wali yang ada di Surabaya, seperti Makam Sunan Ampel, dan Makam Mbah Bungkul. "Rombongan jemaah berasal dari Jember, Mojokerto, Jombang, Lamongan, Gresik naik mobil," kata Suparno, salah satu takmir Masjid Rahmat saat ditemui Memorandum, Senin (19/4). Menurut Suparno, jika jemaah yang mengerti silsilah wali songo, peziarah yang datang biasanya ke Masjid Rahmat lebih dulu, baru kemudian ziarah ke Taman Bungkul dan lanjut ke Sunan Ampel. "Biasanya rombongan jamaah dari Gresik dan Jateng, pasti ke Masjid Rahmat dulu," ungkap pria kelahiran Surabaya 1971 ini. Selama bulan suci Ramadan, Masjid Rahmat sengaja dibuka untuk umum selama 24 jam karena sering banyak jamaah yang datang. Selain dijadikan tempat bermalam sekaligus untuk iktikaf. "Hanya khusus Ramadan di buka 24 jam. Namun jikalau pada hari biasa, Masjid Rahmat hanya sampai pukul 21.00," ungkap warga Banyuurip Jaya ini. Namun semenjak pandemi Covid-19, jemaah yang berkunjung ke Masjid Rahmat jauh berkurang hampir 80 persen sebelum pandemi. "Masjid Rahmat juga menerapkan protokol kesehatan (proses) tinggi. Seperti jaga jarak, memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan penyemprotan disinfektan," ujar Suparno.(rio/tyo)

Sumber: