Terseok-seok Akibat Badai Pandemi, Kampung Kue Rungkut Kembali Bangkit

Terseok-seok Akibat Badai Pandemi, Kampung Kue Rungkut Kembali Bangkit

Surabaya, memorandum.co.id - Lebaran tidak lengkap kalau di meja tanpa sajian kue. Namun, siapa yang menyangka di tengah pandemi Covid-19 ini, warga Rungkut Lor II, mulai kembali bangkit untuk memperkenalkan kawasannya sebagai kampung kue. Bahkan, ketika awal pandemi setahun lalu menjadi cobaan yang luar biasa bagi puluhan warga yang sejak 2005 itu memperkenalkan bahwa tempat tinggalnya menjadi kampung kue. Tidak hanya omzet yang turun, ibu-ibu yang biasa berkecimpung membuat kue banyak yang sakit. “Ini cobaan yang luar biasa. Awal-awal pandemi saya sakit, ibu-ibu sakit, waktu itu omzet turun, saya hidup dari 10 persen omzet yang saya miliki. Yang biasanya Rp 25 juta, saat itu tinggal Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Alhamdulillah sekarang sudah merangkak naik,” ujar Choirul Mahpuduah, pendiri Kampung Kue ini, Rabu (14/4). Tambah Choirul Mahpuduah, bahwa krisis ini sudah pernah dialami pada 2005 yaitu krisis ekonomi. Namun, waktu itu masih bisa bergerak karena dirinya yakin bahwa bisnis yang dijalani di bidang kuliner. “Karena bagian dari kebutuhan primer, kue tetap dicari banyak orang. Setiap pukul 03.00, ibu-ibu sudah melakukan transaksi dan menghitung uang berapapun jumlahnya. Kami bersyukur dibandingkan komunitas yang lain, di mana ibu-ibu yang lain serba kekurangan tetapi kampung kue lebih mandiri,” tegas Choirul Mahpuduah yang juga owner Pawon Kue ini. Lanjut, wanita yang pernah dinobatkan sebagai Pahlawan Ekonomi Award 2014 untuk kategori home industry atas bisnisnya Almond Crispy, bahwa awal kampung kue ini membuat kue kering karena kekecewaan dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang tidak menemui sajian kue kering saat berkunjung. "Dari sini akhirnya pada 2014 membuat kue kering dan bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” jelasnya. Saat ini, pihaknya mulai merangkak dari nol untuk mendekati beberapa negara yang biasa memesan kue dari kampung kue yang didirikan ini. “Kini kami mulai lagi pendekatan dengan Kanada dan negara lain juga untuk pengiriman dalam jumlah sedikit dan kita mulai dari nol lagi. Sebelum pandemi, kami persiapkan kirim ke Singapura dan Malaysia tapi akhirnya batal,” jelasnya. (fer)

Sumber: