Sekolah Pinggiran Kota Probolinggo Punya Potensi

Sekolah Pinggiran Kota  Probolinggo Punya Potensi

Probolinggo,  memorandum.co.id - Kesenjangan pendidikan menjadi masalah yang belum terselesaikan. Fenomena ini mudah ditemukan jika kita berkunjung ke sekolah-sekolah pinggiran yang kebanyakan berstatus non-favorit di Kota Probolinggo. Sekolah favorit cenderung didukung oleh infrastruktur yang mewah, guru, serta tenaga pengajar yang lebih berpengalaman. Sementara itu sekolah pinggiran harus berjuang keras hanya sekedar untuk bertahan hidup. Anggapan sekolah pinggiran tak berlaku bagi SDN Sumber Wetan 1, Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo yang kaya inovasi dan sarat raihan prestasi. "Sekolah pinggiran memiliki potensi yang sama dengan sekolah favorit, bahkan potensinya sangat besar. Lokasi terpencil, sekolah kecil, dan status non-favorit tidak seharusnya menjadi penghambat dalam platform pendidikan Indonesia. Sekolah marginal juga mampu mengadopsi hal baru layaknya perubahan mindset dan orientasi pendidikan di era digital," ungkap Kepala SDN I Sumber Wetan, Gigih Eko Setiawan, Minggu (10/4/2021). Gigih mengatakan, salah satu program prioritas Wali Kota Hadi Zainal Abidin, adalah bidang pendidikan sesuai apa yang diharapkan. Sekolah negeri untuk dapatnya menggratiskan biaya pendidikan, sedangkan sekolah swasta diharapkan menjadi sekolah murah berkualitas. Wali Mota yang sudah memasuki tahun ketiga memimpin Kota Probolinggo. "Wali Kota ingin kualitas pendidikan merata, tidak ingin ada dikotomi sekolah pinggir dan sekolah tengah, dan juga muncul sebutan sekolah favorit dan sekolah tidak favorit. Semua sekolah harus maju seiring perkembangan zaman," tandasnya. Menurutnya, SDN Sumber Wetan 1 yang dulunya dianggap pinggiran sekarang mulai menggeliat dengan meraih prestasi yang prestisius. Seperti juara 1 lomba MBS (manejemen berbasis sekolah). "Secara umum bisa dikatakan geliat sekolah di Kota Probolinggo untuk menuju pemerataan kualitas pendidikan sudah bisa dilihat dan terbukti," ucap Gigih. Meski demikian, Gigih mengaku bangga sekolahnya mempunyai komitmen besar terhadap kelangsungan kebijakan Merdeka Belajar. Sehingga dapat memberikan pemahaman kepada guru tentang asesmen semester. Bahkan, asesmen semester tidak melulu pada pelaksanaan tes tulis, tetapi lebih mengarah pada proses, yang dalam hal ini lebih diarahkan pada penugasan proyek, produk, portofolio maupun unjuk kerja. “SDN Sumber Wetan 1 mempunyai komitmen besar terhadap kelangsungan kebijakan merdeka belajar ini. Asesmen ini berbeda dibandingkan dengan jenis-jenis penilaian sebelumnya yang cenderung lebih mengutamakan hasil akhir," ucapnya. Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo, Agus Litanta mengatakan, pandangan masyarakat mengenai masih adanya sekolah unggulan dan pinggiran perlu dihapus, karena saat ini kualitas pendidikan semakin merata. "Semua sekolah juga berlomba meningkatkan sumber daya manusia (SDM), teknologi dan fasilitas pendukung pembelajaran lain. Tak hanya prestasi akademi yang terus dipupuk melainkan nonakademi yang kian dipacu. Sebagaimana banyak hal telah buktikan, seperti SDN Sumber Wetan 1 dan SDN Pakistaji 1," tuturnya. Ia pun berpesan, proses belajar menjadi bagian penting agar anak dapat bersaing. Jangan karena input jelek, maka output juga jelek. "Tiap anak itu mempunyai potensi masing-masing. Dorongan dan motivas itu sangat penting. Yakinlah bahwa setiap anak punya potensi yang perlu digali,” pungkas Agus Litanta.(mhd).

Sumber: