Kunjungi Jombang, Mentan Berharap Produktifitas Padi Jaga Stabilitas Harga Sesuai HPP

Kunjungi Jombang, Mentan Berharap Produktifitas Padi Jaga Stabilitas Harga Sesuai HPP

Jombang, memorandum.co.id -- Panen raya padi di Dusun Bungkil, Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, dikunjungi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (27/3/2021). Dalam kunjungan tersebut, Menteri Pertanian didampingi oleh anggota Komisi IV DPR RI, Ema Umiyyatul Chusnah, Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, dan Wakil Bupati Jombang, Sumrambah bersama jajaran forkopimda, pejabat Bulog, dan BNI. Dalam panen raya tersebut, Mentan bersama Anggota Komisi IV DPR RI diberi kesempatan untuk mencoba menjalankan alat mesin pertanian (Alsintan) pemotong padi Combine Harvester. Bersama petani, tiga alsintan dijalankan bersama dalam panen raya. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyerapan hasil panen padi bisa dilakukan oleh Bulog, BUMN lainnya, bahkan bisa dari sektor swasta untuk bisa mengandilnya. "Kita berharap produktifitas bisa tetap menjaga stabilitas harga sesuai dengan HPP pemerintah yang telah ditetapkan. Tentu ada aturan, di HPP itu jelas aturannya. Oleh karena itu, kita rinci aturannya. Tapi yang jelas, jangan ada yang membeli dibawah HPP," katanya. Syahrul menandaskan, bahwa pihaknya berharap para gubernur, bupati ikut mengawasi, seperti apa, namun tidak mudah seperti membalik telapak tangan. Semua membutuhkan kerjasama yang baik. "Di era sekarang ini, hanya pertanian yang terus berproduksi. Oleh karena itu kita harus jaga semangat yang ada dipertanian. Semangat petani, semangat mau bertanam, semangat sektor lainnya yang saling terkait," tandasnya. Kemudian Syahrul menjelaskan, bahwa sesuai dengan perencanaan yang ada, produktifitas gabah cukup baik, dan cukup terjamin sampai bulan-bulan kedepan. Terkait dengan kredit usaha rakyat (KUR), bahwa KUR mendorong menstimulan yang ada. "Sambil merancang dengan APBN dan kemampuan yang ada. Tentu APBN, APBD tidak cukup. Tapi kita berharap, petani kita sudah mulai belajar menggunakan dengan skala ekonomi yang ada," jelasnya. Menurut Syahrul, skala ekonomi berarti hitungannya ada. Pada tahun lalu penggunanya sampai Rp 55 triliun. Bahkan kemarin Bapak Presiden minta supaya itu ditingkatkan lagi dua kali lipat dari itu. 'Saya gembira, saya bahagia melihat apa yang kita lakukan. Semoga panen (padi) kita tetap produksinya bagus, dan akhirnya mampu diserap oleh kita semua," pungkasnya. (yus)

Sumber: