Setahun Didera Siksaan, Perempuan Berputra Satu Menggugat Cerai (2 – habis)

Setahun Didera Siksaan, Perempuan Berputra Satu Menggugat Cerai (2 – habis)

Umpatan dan Perdebatan Selalu Berakhir Pemukulan

Perlakuan Tomi terhadap Geysha semakin menjadi-jadi. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya sering berupa umpatan kasar. Hal itu membuat Geysha bertambah muak. "Mulutnya kotor. Seperti orang yang tidak berpendidikan. Lama-lama muak aku melihatnya. Hanya masalah sepele, selalu dibuat besar. Selain kata-kata umpatan selalu dibarengi pemukulan," katanya kesal. Sejak diperlakukan demikian, Geysha mulai berani terhadap Tomi. Setiap kata-kata kasar yang ditujukan kepadanya selalu dibalas. Celakanya, tatkala sudah merasa terpojok, Tomi mengakhiri dengan pukulan. "Apa yang diumpatkan ke aku selalu aku balas. Setiap berdebat selalu aku bantah. Dan seperti sebelumnya, akhirnya dia memukulku," ucapnya. Akhirnya Geysha melaporkan perlakuan Tomi kepada kedua orang tuanya yang menjadikan mereka mengerti sikap anaknya yang kasar. Sejak itu pasangan ini memilih pisah rumah. "Ia disuruh tinggal di rumah orang tuanya untuk merenungi kesalahannya dan aku tetap di kos-kosan. Anakku ikut orang tua Tomi karena aku harus bekerja," katanya. Setelah hampir dua bulan, akhirnya Tomi mendatangi Geysha dan minta maaf. Geysha menduga Tomi telah sadar betul. Oleh karena itu ia mau menerima Tomi kembali. "Setelah kumaafkan, Tomi kembali ke tempat kos. Tapi seminggu bersama, tak kusangka Tomi kembali berulah. Perlakuannya kepadaku kembali seperti dulu," keluhnya. Geysha tak mengira, Tomi kembali bersikap kasar. Pertengkaran hebat kembali terjadi. Perkaranya sepele, Geysha pulang kerja terlambat. Dia terpaksa lembur karena banyak kiriman makanan katering. "Aku ditampar, dipukul, dan ditendang. Aku tak terima. Aku akhirnya pulang ke rumah orang tuaku. Sejak saat itu aku memutuskan berpisah selamanya," ujarnya. Hari-hari berlalu, sejak berpisah dari Tomi, Geysha tak lagi memedulikan lagi. Jangankan keadaan, sekadar kabar pun Geysha sudah tak mau tahu. "Biarlah itu semua jadi kenangan pahit dalam hidupku. Saat ini aku sedang menunggu surat ceraiku," tandasnya. (mg5/jos, habis)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: