Tekan Limbah Makanan, Si Bana Pisang Edukasi Anak-anak Hargai Makanan

Tekan Limbah Makanan, Si Bana Pisang Edukasi Anak-anak Hargai Makanan

Surabaya, memorandum.co.id - Limbah makanan di Indonesia cukup tinggi. Tentu, perlu upaya untuk menekan atau mengurangi limbah makanan. Salah satunya dengan peluncuran buku berjudul Bana, Si Pisang Berjalan-Jalan. Buku ini bercerita tentang karakter pisang bernama Bana yang ingin berguna bagi lingkungan sekitar. Food Commercial Manager IKEA Indonesia, Ririh Dibyono mengungkapkan, buku cerita bergambar tersebut menyasar anak-anak. Harapannya, agar anak dapat lebih menghargai setiap makanan agar tidak terbuang sia-sia. Selain itu mengerti akan pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kegiatan ini sendiri lewat program ICCFTE. "Kami mengajak orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan baik untuk menghargai makanan melalui cara-cara yang menyenangkan dan mudah dipahami," tegasnya dalam acara yang digelar secara virtual, kemarin sore. Head of Program Division Greeneration Foundation, Muhammad Fahrian Yovantra mengakui banyak limbah makanan yang terbuang sehingga Indonesia menduduki rangking kedua di Indonesia. Hal ini kontradiksi dengan kondisi masyarakat yang sekarang banyak membutuhkan makanan. Apalagi di saat pandemi. "Kalau dulu orang tua meminta kita menghabiskan makanan. Maka cara ini bisa dilakukan lagi kepada anak-anak," urai ketua lembaga non-profit ini. Terkait dengan buku Bana, ia mengatakan sangat bagus untuk mendukung gerakan tidak membuang makanan dan anak menghargai makanan yang dikonsumsinya. Ia menambahkan pihaknya juga membuat program berkebun dengan melibatkan siswa SD kelas 3 hingga 5 yang digelar April. Sedangkan Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste,  Natasha Kindangen menyatakan, Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas mereka. "Merupakan suatu kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia untuk dapat turut andil dalam program ICCFTE. Kami pun sadar bahwa edukasi akan lingkungan penting untuk dipelajari sejak dini. Oleh karena itu, kami bangga dapat memperkenalkan buku cerita anak ‘Bana, Si Pisang Berjalan-jalan’ ke orang tua dan anak Indonesia,” beber dia. (udi)

Sumber: