Dewan Soroti Ketidakpedulian Pemkot terhadap Sekolah Swasta

Dewan Soroti Ketidakpedulian Pemkot terhadap Sekolah Swasta

Surabaya, memorandum.co.id - Komisi D DPRD Surabaya melihat rendahnya gaji guru di sekolah swasta kecil bukan karena tak adanya siswa semata. Namun lebih tak adanya intervensi Pemerintah Kota Surabaya terhadap kelangsungan hidup sekolah swasta tersebut. Anggota Komisi D Badru Tamam meminta Pemkot untuk lebih perhatian kepada lembaga pendidikan swasta kecil. Terlebih pemerintah pusat sudah mencanangkan wajib belajar 12 tahun, maka Pemerintah Daerah harus mengikuti. Politisi dari Fraksi PKB ini menyebut, jangan hanya menyejahterahkan sekolah negeri, namun juga perlu melakukan intervensi di sekola swasta kecil. "Saya lihat pemkot tidak peduli. Sama sekali tak peduli. Dibiarkan begitu saja. Apalagi tahun lalu atau dua tahun lalu, mereka mau merobohkan SMP Praja Mukti, mungkin masih ingat. Itu tanda bahwa Pemkot tidak pro kepada sekolah non elit, seakan diminta untuk mati. Padahal mereka ini lah sebenarnya pahlawan pendidikan, mereka bukan profit oriented namun social oriented," ungkap dia, Selasa (16/3/2021). Tak hanya itu, Badru Tamam kemudian memberi masukan kepada Pemkot bagaimana kepedulian itu bisa dengan memberikan insentif atau tambahan gaji kepada guru swasta. "Tak usah muluk-muluk, Rp 1 juta per bulan saja. Dengan nominal itu, para guru sudah senang dan akan meningkatkan daya ajar mereka kepada murid," paparnya. Selain itu, Pemkot juga bisa memberikan bantuan dana sekolah setiap bulan atau setiap tahun kepada sekola swasta kecil, sebagai dana perbaikan saran dan prasarana. "Itu bisa sebagai pacuan mereka memperbaiki kualitas sekolah, dan menarik minat orang tua dan siswa untuk sekolah di tempat tersebut," tuturnya. Lebih jauh Badrun menyebut, skema adanya sekolah favorit dan tidak itu ya gara-gara pemkot sendiri yang tak memberikan fasilitas kepada sekolah swasta kecil. "Coba dong intervensi. Saya yakin seyakin-yakinnya, tak akan ada namanya kekurangan siswa di sekolah, atau guru yang kurang gaji. Jika itu diterapkan, InsyaAllah stigma sekolah favorit atau non favorit itu akan hilang," pungkasnya. (mg3)

Sumber: