Banjir Tak Kunjung Surut, Siswa Lamongan Gunakan Perahu ke Sekolah
Lamongan, Memorandum.co.id - Banjir yang tak kunjung surut di di Desa Simosari, Kecamatan Kalitengah memaksa pelajar yang sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Thoriqotus Salam harus menggunakan perahu dalam menuntut ilmu. Mereka terpaksa ke sekolah dengan menggunakan perahu karena jalan menuju sekolah terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan. Setiap hari para pelajar ini harus menempuh perjalanan sejauh dua kilometer menggunakan perahu kecil menyusuri sungai. "Karena jalannya terendam air banjir, kita sekolah ya naik perahu," kata Ilham Kiromul Fateha, salah satu pelajar yang menggunakn perahu sebagai alat transportasi, Rabu (3/3). Ilham mengaku, banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero membuat jalan desa mereka terendam banjir. Selain terendam banjir kondisi jalan pun rusak dan sulit dilalui menggunakan roda dua. Ilham menyebut, ongkos naik perahu inipun tidak mahal, hanya Rp. 3 ribu untuk pergi dan pulang sekolah. "Kalau pakai sepeda takut terjatuh karena jalannya rusak akibat banjir dan biar tidak telat ya berangkat lebih pagi sambil menunggu jemputan perahunya datang," aku Ilham. Salah seorang guru di MI Thoriqotus Salam, Muhammad Imron mengatakan, baru pertama kali ini para siswa di sekolahnya menggunakan perahu sebagai alat transportasi untuk berangkat ke sekolah. Mereka, kata Imron, biasanya menggunakan sepeda onthel dari rumah untuk berangkat ke sekolah namun saat ini jalan menuju sekolah rusak dan kebanjiran. "Selain untuk menjaga keselamatan, naik perahu juga masih didampingi orang tua sejak dari rumah hingga masuk sekolah," katanya. Sementara itu, terpisah Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, banjir di Lamongan ini berimbas ke lima kecamatan, tapi saat ini tinggal 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Turi dan Kalitengah. Saat ini, terang Yuhronur, pihanya sudah mengaktifkan pompa air yang menuju ke Bengawan Solo dengan kapasitas yang besar. "Pompa sudah kita aktifkan. Mudah-mudahan dalam beberapa hari atau tidak sampai beberapa hari ketinggiannya bisa normal, pembuangan lancar dan genangan-genangan air bisa segera surut,” terang Yuhronur. (tri/har)
Sumber: