Alat Deteksi Covid-19 Buatan ITS Siap Diujicobakan di Rumah Sakit

Alat Deteksi Covid-19 Buatan ITS Siap Diujicobakan di Rumah Sakit

Surabaya, memorandum.co.id - Perjalanan alat inovasi canggih untuk sreening Covid-19, i-nose c-19, masih terus berlanjut. Baru-baru ini, alat yang dikembangkan oleh guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD dan tim memasuki tahapan penambahan sampel untuk proses uji profiling. "Dalam rangka penambahan sampel, saya dan tim kemudian melakukan penyerahan empat alat i-nose c-19 di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya kemarin," tutur profesor yang akrab disapa Ryan ini, Selasa (23/2/2021). Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh DEA mengungkapkan bahwa ini merupakan bagian dari perjalanan i-nose c-19 yang sebelumnya sudah diperkenalkan di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). "Saat ini berlanjut untuk melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu pengambilan sampel dan melakukan pengujian di beberapa rumah sakit," ungkapnya. Selain di RSI Jemursari dan RSI Ahmad Yani, tim i-nose c-19 juga telah bekerja sama dengan RSUD dr Soetomo dan National Hospital. “Inovasi baru bisa punya makna ketika sudah bisa dipakai di publik, maka dari itu ini saatnya buat i-nose untuk diujikan ke publik,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 ini. Sebagai Principal Inventor, Ryan juga menyampaikan perhatiannya pada masa pandemi yang menuntut untuk segera menghadirkan inovasi baru sebagai bentuk usaha bertahan di situasi ini. "Namun untuk menghidupkan inovasi tidaklah mudah, tanpa penelitian yang lanjut maka bisa tertinggal dengan yang lain. Sama halnya dengan alat screening Covid-19, yang semakin hari semakin banyak macam dan metodenya dari rapid antigen sampai PCR,” jelas Riyan. Kendati demikian, guru besar Teknik Informatika ITS ini menegaskan bahwa inovasi alat skrining Covid-19 melalui bau keringat ketiak ini bukan sebagai pengganti tes swab PCR. Akan tetapi ialah sebagai alat skrining atau deteksi awal Covid-19 sebelum seseorang melakukan swab PCR dan sebagai alternatif untuk mempercepat proses screening. “Cara kerja i-nose c-19 pun berbeda dengan rapid test berbasis antibodi maupun rapid antigen,” paparnya. Tak hanya sampai di situ, ia melanjutkan bahwa i-nose c-19 saat ini keefektifannya sudah mencapai minimum 91 persen. “Diharapkan dengan semakin banyaknya sampel yang diuji cobakan pada alat ini nantinya semakin dapat membantu keakuratannya,” ungkapnya. Karena itu, dibutuhkan banyak uji coba dengan berbagai macam orang dengan kondisi tertentu, seperti orang yang terkena penyakit TBC namun negatif covid, orang yang positif covid namun tidak ada gejala dan lain-lain. Dalam hal ini akan menambah keakuratan dan keefektifan dari alat tersebut. (mg3)

Sumber: