Unair Berambisi Genjot Peringkat Menjadi 300 Besar di Dunia

Unair Berambisi Genjot Peringkat Menjadi 300 Besar di Dunia

Surabaya, memorandum.co.id - Setelah memperoleh peringkat 521-530 pada QS World University Ranking (WUR) pada 2020. Unair kembali berambisi untuk menggenjot peringkat itu menjadi 300 besar dunia pada 2024. Untuk menuju itu, dibutuhkan peran alumni sebagai wajah dari almamater sehingga ambisi tersebut dapat terealisasikan. Rektor Unair Prof Nasih menjelaskan tentang peran alumni yang masuk dalam indikator dari berbagai survei pemeringkatan. Sebelumnya, adanya peran alumni mampu mengantarkan Unair dari 651 dunia menjadi 521-530 kampus terbaik dunia. “Dan salah satu poin yang menentukan peran dari alumni yakni employer reputation, Unair sangat bisa mencapai 300 besar dunia,” paparnya, Minggu (21/2/2021). Tidak hanya itu, Prof Nasih juga menjelaskan, bahwa dalam lima tahun ke depan, Unair telah berkomitmen untuk mengembangkan SMART University. Nilai “S” pada SMART University, tandasnya, merupakan bentuk komitmen universitas dalam mengembangkan sebuah pendidikan yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan masa depan. “Kita ingin melahirkan lulusan-lulusan yang bisa menaklukan tantangan global dan masa depan,” ungkapnya. Pihaknya juga berharap, bahwa di 2021 akan lebih banyak lagi peran alumni dalam mendukung masing-masing prodi di Unair untuk bisa menuju kelas dunia. “Kita semua bekerja bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan bangsa dan mengharumkan nama baik Unair. Dengan hal itu kita bisa memberikan kebermanfaatan kepada semua,” pungkasnya. Sementara itu, Muhammad Miftahussururpe, Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi memaparkan, bahwa pemeringkatan QS WUR, penilaiannya dibagi menjadi dua. 50 persen dari total nilai diambil dari survei kepada akademisi seluruh dunia dan pengguna lulusan, sedangkan 50 persen lainnya berasal dari kinerja yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi. “Bobot penilaian apabila akademisi atau alumni yang mengisi survei tersebut jauh lebih dipertimbangkan daripada pegawai Unair sendiri yang mengisi. Perbandingannya sekitar 4 : 1, alhasil kita bisa melihat betapa pentingnya kontribusi alumni dalam peningkatan kualitas Unair,” ujar dokter spesialis Penyakit Dalam itu. (mg-3/fer)

Sumber: