Baru Diresmikan, Departemen Keperawatan Dasar Unair Akselerasikan Penelitian dan Pengmas

Baru Diresmikan, Departemen Keperawatan Dasar Unair Akselerasikan Penelitian dan Pengmas

  Surabaya, memorandum.co.id - Pada akhir bulan tahun 2020 lalu, Departemen Keperawatan Dasar resmi dibentuk. Peresmian tersebut secara tidak langsung juga menandai bergantinya sistem monoprodi menjadi multiprodi bagi Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (Unair). Sebagai Kepala Departemen (Kadep), Dr. Rizki Fitryasari PK, S.Kep., Ns., M.Kep., menuturkan, saat ini Departemen Keperawatan Dasar membawahi dua Program Studi (Prodi), yaitu S1 Keperawatan dan Pendidikan Ners. Dosen yang kerap disapa Rizky itu menyampaikan salah satu program unggulan Departemen Keperawatan Dasar adalah pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilakukan dengan cara mengelola kelompok, lokasi, dan desa binaan. Ia menceritakan, beberapa kegiatan pengmas yang telah sukses terlaksana, antara lain, pengmas berbasis sekolah di Kediri, Surabaya, Lamongan, dan Mojokerto; pengmas berbasis pelayanan kesehatan di Puskesmas Lamongan dan Puskesmas Tambak Beras Surabaya; serta pengmas berbasis komunitas. “Kegiatan berbasis komunitas ini dilakukan dalam bentuk pengembangan lansia SMART serta pengembangan kelompok peduli dan pelaksana PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Red) untuk pencegahan penularan Covid-19,” katanya, Kamis (28/01/2021). Bukan hanya itu, Rizky juga berencana mengembangkan kegiatan penelitian dan pengmas yang telah ada sebelumnya dengan memanfaatkan aspek teknologi seperti aplikasi smarthphone, internet based, dan lain-lain. Pengembangan itu akan dilakukan dengan melibatkan seluruh staf dosen, membentuk tim untuk mengevaluasi capaian yang ada, mengidentifikasi hambatan khususnya kendala yang dihadapi akibat Pandemi covid-19, serta merencanakan beberapa prioritas berbasis teknologi yang mudah, aman, efektif dan efisien. Ditanya perihal tantangan, dosen asal Surabaya itu menyebut kondisi staf departemen yang didominasi usia muda dan belum mencapai tingkat pendidikan doktoral menjadi salah satu kendala tersendiri dalam mengembangkan metode pembelajaran. Di sisi lain, tuntutan dan tantangan semakin beragam terkait pencapaian tridarma perguruan tinggi. “Saya berharap komposisi SDM yang muda dan beragam tersebut dapat membuahkan potensi yang produktif, inovatif, dan kreatif  dalam pencapaian target tridarma yang selaras dengan arahan fakultas dan universitas,” harapnya. (mg3)

Sumber: