Sekolah Daring, Tugas Makin Menumpuk

Sekolah Daring, Tugas Makin Menumpuk

Gresik, memorandum.co.id - Sudah 10 bulan, Hazdiq (15) siswa kelas X SMA Negeri Sidayu Gresik menjalani pembelajaran daring. Siswa SMA ini mengaku kegiatan belajar pada masa pandemi lebih menguras pikiran sebab beberapa Mapel (Mata Pelajaran) sulit dipahami tanpa interaksi langsung dengan guru. "Saya kesulitan mempelajari beberapa Mapel, terutama bahasa inggris, fisika, matematika, kimia. Sedang guru terkadang hanya memberikan tugas atau video materi. Tidak ada interaksi langsung," keluhnya, Kamis (14/1/2021). Dalam satu minggu, sekolah tempat Hadzik menuntut ilmu masuk selama 4 hari, lalu libur pada hari Sabtu dan Minggu. Sebagaimana hari efektif biasa. Sedangkan, tiap harinya ada 3, 4 sampai 5 Mapel yang harus ia pelajari. Kebanyakan memberi tugas rumah. "Sehari rata-rata ada 4 Mapel dan pasti ada tugas. Lebih sering ada tugas daripada nggaknya," imbuhnya. Kemarin saja, masih katanya. Ia mengerjakan tugas hingga pukul 11 malam. Itu pun masih meminta bantuan sang kakak. "Kalau ada tugas menyalin materi yang banyak. Biasanya saya ngerepotin kakak. Kalau tangan udah capek, minta gantiin kakak," terangnya. Tidak hanya anak SMA yang mengeluhkan banyaknya tugas. Sasa, salah-satu siswi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan polos mengutarakan tangannya capek kalau diminta mewarnai. Ia juga mengaku lebih suka belajar di sekolah. "Enak belajar di sekolah, ada temennya, mainannya, bisa jajan," tuturnya dengan malu-malu. Menurut ibunya, Bilqis (27), setiap hari Minggu, Sasa diberi tugas 6 poin oleh guru. Tugas tersebut disetorkan ke guru setiap harinya 1 poin via daring. "Ya hari ini bisa mewarnai, nanti divideo hasilnya juga difoto. Besok bisa video kegiatan membantu ibu. Ya pokok tiap hari ngumpulin," jelas Bilqis. Sementara itu, untuk PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di Kabupaten Gresik memang harus kembali diundur. Jika sebelumnya Pemkab berwacana uji coba PTM akan dilakukan pada awal Januari 2021 kemarin, wacana tersebut urung sebab tren kenaikan kasus Covid semakin tinggi. Wakil Bupati Gresik, Moh. Qosim menuturkan, PTM sampai saat ini masih ditunda sebab khawatir adanya fenomena Covid generasi kedua dan sekolah menjadi klaster baru. "Ya, tren kenaikan kasus Covid di Gresik belum landai, maka PTM belum diberlakukan," terangnya. Kekhawatiran orang nomor 2 di Gresik itu tidak berlebih, pasalnya kasus positif di Gresik sampai, Rabu (13/1) mencapai angka 4.407. Sementara yang sedang menjalani islosi ada 187 orang.(han/Har)

Sumber: