Keluarga Petugas Pemilu yang Meninggal Sudah Legowo
BOJONEGORO - Isu santer berhembus jika ada salah satu korban petugas pemilu akan melakukan protes karena ada kejanggalan dalam meninggalnya keluarganya itu tidak lah benar. Buktinya di Kabupaten Bojonegoro ada beberapa petugas pemilu yang meninggal, ternyata keluarganya sudah legowo. Seperti yang disampaikan Siti Fatimah istri almarhum Ngalim, warga Desa Blimbinggede, Kecamatan Ngraho, Yuliati istri almarhum Luanto, Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngasem, dan Heri kakak almarhum Supriadi warga Meduri, Kecamatan Margomuluyo, Kabupaten Bojonegoro. Mereka menyampaikan karena pekerjaan yang membuat capek menyebabkan mereka meninggal dunia lantaran sakit atau kelelahan, dan ada yang kecelakaan. "Kami menerima dan ikhlas (legowo) atas kejadian ini, doakan saja semoga perjuangan suami saya dan bisa meninggal dalam keadaan sahid karena berjuang untuk bangsa ini," Kata Yuliati. Keluarga para almarhum inipun tidak mau dipermasalahkan apalagi dikabarkan akan diautopsi, karena akan semakin membuat kecewa. Perlu diketahui anggota petugas Pemilu 2019 yang meninggal dunia yaitu KPPS atas nama Supriadi, (22), warga Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo. Selanjutnya Luanto, (45) KPPS asal Desa Ngadiluweh. Kemudian Mustakim (43), KPPS asal Desa Jampet, Kecamatan Ngasem. Suparman (60), linmas asal Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu. Selanjutnya adalah Ngalim (56), panwascam asal Kecamatan Ngaraho. Sementara Komisoner Bawaslu M Alfian mengatakan jika untuk korban meninggal yaitu saudara Ngalim keluarganya telah diberi santunan." Untuk santunan kemarin sebesar Rp36 jutaan," ungkap dia. Terpisah Komisoner Bawaslu Mustofirin menambahkan jika untuk petugas pemilu yang meninggal sebanyak 4 orang sudah mendapatkan santunan. "Yang 4 sudah untuk yang 1 nya besok diberikan santunan," kata Mustofirin. (top/har/tyo)
Sumber: