Datangkan Imam dari Makkah

Datangkan Imam dari Makkah

SURABAYA - Antusias ribuan umat muslim terlihat memadati area Masjid Al Falah di puasa ke-10. Mereka terlihat khusyuk mendengarkan kajian sore sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tema yang dibahas seputar hadis-hadis yang berkaitan dengan ilmu fikih. Ustaz Mahfud memberikan ceramah dengan kemasan yang ringan. Para jamaah terlihat fokus mendengarkan kalimat demi kalimat yang disampaikan. ”Salah satu waktu doa yang mustajabah adalah sebelum berbuka puasa,” kata ustaz. Tepat pukul 17.15, ceramah diakhiri. Para jemaah diminta mengambil takjil yang telah disiapkan. Jemaah laki-laki di sisi selatan. Sedangkan, jemaah perempuan di sisi utara. Para jemaah bersiap membatalkan puasa untuk berbuka. Itu merupakan kegiatan rutin yang digelar Masjid Al Falah selama Ramadan. Kajian sore menjelang waktu berbuka sudah berjalan selama puluhan tahun. Bahkan, kegiatan tersebut diklaim sudah ada sejak masjid itu berdiri sekitar tahun 1973. ”Dari dulu, sejak awal berdiri sudah ada kajian sore khusus di Ramadan,” sahut Ketua Yayasan Al Falah Mahfud Arif Efendi. Menurut Mahfud, di Ramadan ini harus dimanfaatkan untuk kegiatan positif. Memperbanyak amal kebaikan perlu dilakukan untuk menyempurnakan ibadah puasa. ”Salah satunya lewat kajian keagamaan seperti ini,” imbuh dia. Selain kajian rutin, kata Mahfud, Masjid Al Falah juga memiliki imam salat yang istimewa saat Ramadan. Masjid yang berlokasi di Jalan Raya Darmo itu mendatangkan dua imam dari Makkah. Para ulama yang berasal dari kota kelahiran Nabi Muhammad SAW itu khusus dihadirkan untuk memimpin salat tarawih. Dua ulama itu adalah Syeh Said Barrahmah dan Syeh Husein Barrahmah. Menurut Mahfud, ulama besar dihadirkan untuk menarik minat para Jemaah untuk salat tarawih. Dengan demikian, jamaah yang datang dan meramaikan masjid semakin banyak. Mahfud mengatakan, pada 10 hari terakhir di Ramadan nanti, Masjid Al Falah ada kegiatan khusus. Yakni salat malam selama 10 hari berturut-turut. Para jemaah akan berlomba-lomba untuk mendapatkan keutamaan malam lailtul qadar. Kegiatan di 10 hari terakhir ini juga diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan lain. Mulai tadarus, wirid hingga salat malam berjemaah. ”Ini sebuah tradisi yang kami pertahankan sejak dulu. Selama Ramadan ini mari kita berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk menjadi fitrah (suci, red),” pungkas dia. (fdn/nov)

Sumber: