Ratusan Guru Madrasah Geruduk Kemenag Kediri Desak Pencairan BOS
Kediri, memorandum.co.id - Ratusan tenaga pendidik mulai dari MI, MTs dan MA, serta pengurus yayasan menggerudug kantor Kementerian Agama (kemenag) Kabupten Kediri, Kamis (5/11/2020). Mereka mendesak agar Kemenag mengembalikan pemotongan dana bantuan operasional sekolah (BOS) beberapa waktu lalu. Sebelum melakukan aksi, ratusan tenaga pendidik ini menyanyikan lagu Indonesia Raya disusul mengumandangkan kalimat takbir dan sholawat disertai membentangkan banner bertuliskan desakan pencairan dana bos. "Cukup Aku Saja Yang Dikhitan.Tapi Jangan Dana Bos. Dana Bos Jangan Dipotong. Madrasah Semrawut, Birokrasi Gendut," begitu beberapa bunyi tulisan di banner yang mereka bawa. "Kami di sini kangen sama rumah kita kantor Kemenag, lama kita tidak sambang ke sini. Kita datang ke sini dengan satu tekad dan satu niat, yaitu tidak ada pemotongan dana Bos," teriak Zulfikar ketika berorasi. Zulfikar juga menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Kepala Kemenag Kabupaten Kediri, Zuhri serta dan Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Enim Hartanto. "Kami datang ke sini menuntut pada para elit Kemenag supaya dana Bos diberikan penuh jangan ada pemotongan. Ingat demo ini dihadiri kepala sekolah, ustadz dan pengurus yayasan. Jadi tolong jangan sampai ada yang menyinggung pejuang - pejuang madrasah," ucap Zulfikar lantang. Wildan, seorang guru MTs dan pengurus yayasan di Desa Selotopeng, Kecamatan Banyakan menambahkan, tujuan dia ke sini adalah memperjuangkan nasib anak didik dan tenaga pendidik. "Kalau anggarannya dipotong, kok tega. Ada upaya yang akan meredam aksi ini. Aksi ini murni perjuangan untuk kesejahteraan pendidik dan anak didik," ujarnya melalui mikrofon. Pada akhirnya enam perwakilan massa diperkenankan masuk melakukan dialog langsung dengan Kepala Kemenag, Zuhri. Sambil menunggu hasil dialog, massa di luar kantor Kemenag tetap melakukan orasi secara bergantian. Tak lama kemudian, 6 perwakilan guru yang melakukan dialog dengan pihak Kemenag keluar dan langsung disambut tepuk tangan dan kalimat takbir Nur Hafid, perwakilan pengunjuk rasa mengatakan, untuk dana Bop dan kekurangan dana Bos akan dicairkan akhir Nopember 2020. Untuk BOS MA akan dicairkan penuh dan untuk MI akan dicairkan diambil dari dana Baper Kanwil Kemenag Jatim. "Besok akan diterbitkan surat edaran yang berkaitan dengan kekurangan dana Bos dan dana Bop tersebut. Dan mudah mudahan madrasah tetap hebat dan bermartabat," ungkap Nur Hafidz. Enim Hartanto, Kasi Pendma menegaskan bahwa tuntutan ini hal yang wajar. Karena sumber anggaran pengelolan kegiatan berasal dari Bos. "Dan saya yakin tuntutan mereka akan terpenuhi," ucapnya. Secara umum, tambah Enim, kejadian ini hampir sama dengan di daerah lain, tapi tidak sama besaranya tergantung wilayah masing-masing. "Dan saya pribadi saya ucapkan pada teman-teman pers yang meliputi acara ini. Mudah-mudahan suara kita didengar oleh yang di langit dan yang di Jakarta," tandas Enim. Setelah ditemui Zuhri dan Enim Hartanto, kemudian dijelaskan inti persoalannya, tak lama kemudian peserta aksi meninggalkan lokasi setelah ditutup doa oleh Zuhri. (mis/mad)
Sumber: