Siap Tangkap Basah

Siap Tangkap Basah

Surabaya, memorandum.co.id - Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Cristijanto menaruh perhatian soal informasi masih adanya praktek prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly dan Moroseneng. Tentu kondisi ini tak bisa dibiarkan. Untuk pihaknya akan menerjunkan sejumlah personel ke lapangan secara diam-diam untuk menyelidiki prostitusi terselubung di eks lokalisasi Moroseneng dan Dolly. Pihaknya ingin menangkap basah aksi tak terpuji di sana. "Kami akan menindak tegas jika nantinya ditemukan prostitusi terselubung di sana. Makanya, kami kerahkan petugas untuk memantau dan menyelidiki di sana," ungkapnya. Diakui, sebenarnya setiap hari ada satpol kecamatan yang patroli. Bisa saja, ketika petugas patroli, mereka bersembunyi. "Makanya kami akan semakin intens patroli di sana," tegas dia. Terkait dengan pandemi Covid-19 di eks lokalisasi, masih lanjut dia, penanganannya tidak berbeda dengan kawasan lainnya. Masyarakat di sana diminta untuk mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, pihaknya akan melakukan razia protokol kesehatan di sana. Pihaknya akan melibatkan Tim Swab Hunter ke lokasi. Di sana akan dilakukan swab bagi mereka yang melanggar protokol kesehatan. "Ada Tim Swab Hunter yang menggelar razia di sana dengan melibatkan berbagai instansi terkait," kata dia. Untuk diketahui seluruh lokalisasi di Surabaya sudah tutup sejak 2014. Penutupan itu sendiri dilakukan secara bertahap. Lokalisasi pertama yang ditutup adalah Dupak Bangunsari pada 21 Desember 2012. Berikutnya, lokalisasi Tambakasri di Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, ditutup pada 28 April 2013. Setelah itu lokalisasi Moroseneng dan Klakah Rejo ditutup 22 Desember 2013. Sedangkan penutupan lokalisasi Gang Dolly pada 18 Juni 2014. Meski sempat mendapatkan penolakan, penutupan itu sendiri tetap dilakukan di Islamic Center yang dihadiri Menteri Sosial RI Salim Segaf. (udi/fer)

Sumber: