Swadaya Kader, Warga Pendukung MA-Ju Pasang Banner di Rumah

Swadaya Kader, Warga Pendukung MA-Ju Pasang Banner di Rumah

Surabaya, memorandum.co.id - Komitmen warga pendukung Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin- Mujiaman Sukirno (MA-Ju) patut diacungi jempol. Wujud komitmen dukungan terhadap dilakukan dengan sosialisasi ke warga lainnya, dan pemasangan banner di depan area rumah pendukung. Upaya ini untuk menyemarakkan pemasangan banner dan spanduk di sejumlah titik. Seperti di kawasan Gunung Anyar dan Rungkut, marak spanduk dan poster dipasang kader dan simpatisan Cawali-Cawawali nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (MA-Ju) di rumah-rumah warga. Ketua Pimpinan Kecamatan Partai Golkar Kecamatan Rungkut Muhammad Hadi Setiawan mengatakan, pihaknya berinisiatif membuat banner dengan ukuran kecil yang dipasang di rumah-rumah konstituen Partai Golkar dan sebagian di jalan-jalan gang. Hal ini dilakukan sebagai wujud Partai Golkar serius memenangkan Machfud Arifin dan Mujiaman di Pilwali Kota Surabaya. "Kita semua patungan, sebagaimana karakter arek Suroboyo. Rawe-rawe rantas malang-malang putung," ujar Muhammad Hadi Setiawan, Minggu (4/10/2020). Hadi menambahkan, banner ukuran sedang yang dipasang di rumah-rumah dan ujung gang, agar tidak ditertibkan oleh Pemkot Surabaya. Pemasangan banner ini merupakan inisiatif, dan pendanaan dari kader. "Kami membaca berita banyak baliho Pak Machfud Arifin dan Mujiaman yang ditertibkan, namun punya cawali-cawawali lainnya kokoh berdiri. Makanya kami pasang di rumah saja dan di jalan gang, kalau masih ditertibkan ya kebangetan " sindir Hadi. Hadi menegaskan, Partai Golkar terus menjaga komitmen agar pelaksanaan Pilwali Kota Surabaya berjalan tertib, jujur, dan adil. "Kami taat asas, jadi Bawaslu dan satpol PP tidak perlu repot-repot menggunakan anggaran negara untuk menertibkan. Uang pajak kami jangan digunakan sebagai sarana untuk berbuat tidak adil " tegasnya. Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan, pihaknya menginstruksikan semua jejaring Partai Golkar berkomitmen memenangkan paslon MA-Ju dengan penuh kehormatan dan kesadaran. "Saya pikir inisiatif tersebut merupakan wujud kecintaan Kader Partai Golkar terhadap paslon MA-Ju, makanya beragam model dilakukan warga dalam mengekspresikan dukungan. Salah satunya dengan memasang sendiri banner pasangan MAJU di rumah masing-masing, " terangnya. Toni, sapaan akrabnya mengatakan, inisiatif pemasangan banner tersebut semakin menunjukkan bahwa Machfud Arifin dan Mujiaman merupakan pemimpin yang diharapkan. Bukan pemimpin yang dipaksakan. "Contohnya soal alat peraga kampanye, bersifat bottom up dan tidak top down, jadi kami menerapkan gotong royong tidak semata mata slogan tapi dalam bentuk tindakan, " urainya. Menurut dia, pemimpin yang dipaksakan biasanya menggunakan instrumen kekuasaan dalam meraih dukungan rakyat. Sedangkan pemimpin yang diharapkan biasanya rakyat yang beragam wujud dukungannya. "Pemimpin yang diharapkan dalam contoh kecil ketika warga mengadakan senam mereka meminta kehadiran calon pemimpinnya tanpa syarat. Tapi kalau pemimpin yang dipaksakan patut diduga mengajak kader lingkungan untuk hadir senam dengan memakai warna jersey tertentu karena dihadiri oleh calon pemimpinnya," jelasnya. Untuk itu, lanjut Toni, pihaknya berharap alat peraga kampanye yang dibuat melalui swadaya kader Partai Golkar tidak menjadi objek penertiban oleh Bawaslu. Karena hal itu akan menyakiti perasaan kader yang telah swadaya untuk mencetak banner tersebut. "Berlakulah adil sejak dalam pikiran, itu kehendak kuat arus bawah. Jangan terlalu kuat melawan arus, nanti hanyut ," imbuhnya. (day/mg1/fer)

Sumber: