Kejahatan Luar Nalar

Kejahatan Luar Nalar

Oleh: Ali Murtadlo Jika gedung kejagung nanti benar-benar terbukti dibakar, betapa jahatnya kejahatan ini. Hanya untuk menghilangkan jejak, tega membakar gedung negara yang ditaksir mengakibatkan kerugian Rp 1,12 triliun. Gedungnya sendiri tidak seberapa. "Nilai gedung dan bangunan sekitar 178 juta," kata Kepala Pusat Penerangan hukum Kejagung Hari Setiyono seperti diberitakan Kompas.com 31 Agustus lalu. Yang mahal? Isinya, dokumennya. Peralatan dan mesin-mesinnya. "Taksiran kasarnya sekitar 940 M. Detilnya, kami harus mendata kerusakan di dalam gedung. Karena masih di-police line, mohon bersabar dulu," kata Hari. Pernyataan bahwa ada dugaan tindak pidana alias sengaja dibakar dinyatakan langsung oleh Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers Kamis lalu. Dugaan itu setelah memeriksa 131 saksi, enam kali olah TKP, dan pemeriksaan laboratorium forensik. "Kami tidak ragu-ragu sedikitpun untuk memproses siapapun yang terlibat," katanya. Sudah diduga pernyataan Kabareskrim langsung membuat heboh. Sebelum, press conference saja, sudah banyak yang menduga sengaja dibakar, apa lagi ada statemen resminya. "Ini pasti terkait dengan kasus besar yang tengah ditangani Kejagung yang melibatkan pihak internal," kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. "Kami mendesak pihak kepolisian untuk segera mencari pelaku utama aksi pembakaran ini," lanjut politikus Nasdem ini. "Ini kejahatan tingkat tinggi terhadap lembaga negara. Komisi III akan mengawalnya. Semuanya harus terang benderang," lanjutnya. Sahroni didukung koleganya di Komisi III. "Saya minta Kejagung untuk menonaktifkan pejabat yang bertanggungjawab terhadap kebakaran besar 22 Agustus lalu," kata Pangeran Khairul Saleh, wakil ketua komisi III dari PAN. Jajaran Polri mendapat apresiasi khusus dari DR Rizal Ramli. "Selamat untuk Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Kabareskrim Komjen Sigit. Bravo. Ini kejahatan luar biasa. Tidak ada di negara lain yang berani membakar Gedung kejagung. Al Capone saja kalah. Bongkar terus Bang Idham dan Mas Sigit," begitu cuitan Mantan Menko Perekonomian di Kabinet Gus Dur ini. Setuju. Jangan terkesan menjadi negara yang lemah. Yang bisa diinjak-injak oleh siapa saja. Pejabat jahat, cukong licik atau kolaborasi keduanya. Yang untuk menghilangkan jejak kejahatannya, gedung lembaga negara pun dibakarnya. Benar-benar di luar nalar. Rakyat menunggu kabar berikutnya. Ikut mengawalnya. Dalam diam. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: