Cinta Suci yang Menembus Tabir Dunia Jin dan Dunia Manusia (2)

Cinta Suci yang Menembus Tabir Dunia Jin dan Dunia Manusia (2)

Seperti Dua Kutub Magnet, Pandangan Dua Mata Bertemu

Orang tua Andik tidak menemukan anaknya di kamar. Keluarga sudah mencari ke sana-kemari, tapi tidak juga ditemukan. Upaya pencarian dengan meminta tolong orang pintar juga tidak membawa hasil. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Sekeluar Memorandum dari kamarnya, ternyata Andik diajak Pakde Limin. “Aku mau mengajakmu menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab kita. Waktunya sudah mepet,” kata Andik mengulangi ajakan Pakde Limin kepadanya waktu itu. “Kita? Ke mana, De?” “Saat ini ada pertemuan para wali. Bukan di dunia kita, tapi di dunia jin.” “Jin wali?” “Ya. Jin wali. Tapi kamu jangan macam-macam di sana. Jangan bicara sekecap pun kalau tidak penting. Paham?” tanya Pakde Limin. Andik mengangguk sebagai tanda mengerti. Beberapa waktu kemudian Andik diminta bersiap-siap dan melakukan seperti yang ditulis di bagian awal kisah ini. Tiba-tiba saja Andik merasakan tubuhnya dingin. Angin berhembus sangat kencang. Dan ketika membuka mata, Andik melihat sekeliling sudah berubah. Andik dan Pakde Limin berada di tengah sebuah forum. Para hadirin duduk bersila membentuk lingkaran besar. Tidak lama kemudian acara dimulai. Tapi sebelum itu, Pakde Limin memperkenalkan Andik sebagai keponakan sekaligus pengganti dirinya yang tidak lama lagi sudah waktunya. Tidak dijelaskan arti kata sudah waktunya itu. Andik tidak memahami betul pembicaraan forum itu. Ia hanya bisa menyimpulkan bahwa mereka berdekat keras soal akhir zaman, yang diyakini datang tidak lama lagi. Karena itu, sebagai penasihat, Pakde Limin mengingatkan supaya mereka tidak masuk jebakan Dajjal yang kini sudah mulai menujukkan tanda-tanda bakal terbebas dari belenggu. “Lalu tugasku apa, Pakde?” kata Andik sekeluar dari forum. “Kamu akan mengerti pada saatnya. Makanya Pakde ajak kamu kemari. Tugas kita adalah menyelamatkan sebanyak-banyaknya bangsa jin dari fitnah Dajjal.” Bersamaan dengan akhir kalimat yang diucapkan Pakde Limin, lewat serombongan jin di depan mereka. Seperti iring-iringan pengantin. Ada satu di antara anggota rombongan yang menyita perhatian Andik. Perempuan berpakaian bak ratu. Syantik syekali. “Jangan terkecoh. Penampilan mereka tidak seindah yang kamu lihat,” kata Pakde Limim mengingatkan. Andik tidak peduli. Pandangan matanya terus mengikuti setiap gerakan perempuan tadi, sebut saja Laila Dan seperti terkena tarikan kuat medan magnet, perempuan tersebut menoleh ke arah Andik dan tersenyum. Nyesss. Dua pandangan bersatu. Cubitan Pakde Limin di pundak Andik sampai tidak terasakan. “Waktu kita tidak banyak, Ndik. Jangan macam-macam. Alam semesta akan dilipat Yang Makakuasa. Kita harus segera mulai menjalankan tugas,” kata Pakde Limin. (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih

Sumber: