Risma: Ekonomi Surabaya Aman dari Resesi
Surabaya, memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor perekonomian. Bahkan beberapa negara sudah menyatakan resesi. Untuk menghadapi ancaman resesi yang ramai diperbincangkan, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berharap kepada warga Kota Pahlawan agar tidak panik. Sebab, di tahun 1998 dan 2008, ekonomi Surabaya mampu bertahan dan positif ketika hal itu terjadi. Apalagi sekitar 92 persen usaha di Surabaya itu tergolong ekonomi menengah ke bawah, sehingga tidak terpengaruh dengan perekonomian global. "Pertumbuhan ekonomi kita di atas pertumbuhan nasional," kata Risma. Risma beralasan, 92 persen usaha di Surabaya itu ekonomi menengah, jadi dia tidak terpengaruh kepada perekonomian global. "Tapi kalau jatuh blek, jatuh beneran itu. Makanya harus ditahan, diberikan ruang untuk pelaku usaha bisa gerak tapi tetap dengan protokol yang sangat ketat," ungkap Risma. Masih lanjut Risma, pihaknya mengambil langkah cepat agar roda perekonomian di Kota Pahlawan tetap positif meski di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah tidak menyetujui perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Itulah yang kenapa kemudian kemarin aku curi start, aku tidak mau ada PSBB lagi. Karena akan lakukan new normal atau tatanan baru," kata Risma. Dengan tak diperpanjangnya PSBB tahap III tersebut, Risma berharap para pelaku usaha di Surabaya bisa kembali beroperasi, namun dengan protokol kesehatan ketat. Sebab, dia menilai, jika PSBB itu diteruskan bukan tidak mungkin banyak pelaku usaha di Kota Pahlawan yang gulung tikar.(udi)
Sumber: