Tragis, Ratusan Guru di Surabaya Terpapar Covid-19

Tragis, Ratusan Guru di Surabaya Terpapar Covid-19

Surabaya, memorandum.co.id - Banyak guru SD dan SMP di Surabaya yang terpapar Covid-19. Berdasarkan hasil tes swab yang dilakukan Pemkot Surabaya, ada 393 guru yang positif Covid-19. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Surabaya Irvan Widyanto mengungkapkan, Pemkot Surabaya melakukan tes swab terhadap 3.882 guru. Hasilnya, yang positif 393 orang, yang negatif 2.675. “Hasilnya adalah 13 persen positif dan 87 persen negatif,” kata Irvan, Selasa (1/9/2020). Irvan mengatakan, tes swab untuk guru SD dan SMP serta ibu hamil juga masih terus dilakukan secara terjadwal. Khusus untuk para ibu hamil dilakukan tes di Gelanggang Olahraga (GOR) Pancasila. “Untuk tes swab para guru SD dan SMP difokuskan di Laboratoriun Kesehatan Daerah (Labkesda). Tes masih terus berlangsung,” urai dia. Sedangkan untuk perawatan dan penanganan juga sudah disiapkan oleh pemkot. “Misalnya dia merupakan pasien tanpa gejala maka diisolasi di Hotel Asrama Haji Sukolilo. Sedangkan jika menunjukkan gejala klinis maka bakal diarahkan ke rumah sakit rujukan. Pemkot memfasilitasi hal itu,” ungkap mantan kasatpol PP ini. Ia menambahkan tak menutup kemungkinan, tes serupa nantinya akan dilakukan pada guru TK dan PAUD."Tetap harus ada jaminan kesehatan dan keselamatan guru," ujar Irvan. Sementara itu Ketua PGRI Kota Surabaya Sumarto mengatakan, dirinya sudah mendengar soal adanya 393 guru yang terpapar Covid-19 dari radio. Dan itu menjadi perhatiannya. Ia menambahkan sekarang ini ada 103 guru yang menjalani perawatan di Hotel Asrama Haji Surabaya. Untuk itu ia bersama pengurus PGRI Surabaya memberikan bingkisan kepada mereka berupa aneka minuman yang meningkatkan imun. “Seminggu lalu, ada sekitar 70 guru yang sudah dipulangkan dari Hotel Asrama Haji. Jadi keluar masuk,” ungkap dia. Diakui, kemungkinan mereka terpapar ketika masih masuk sekolah. Sebab, mereka menjalankan aktivitas di sekolah bersama dengan guru lainnya meski proses belajar mengajar tidak ada. Dan di sana, para guru tidak menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. “Sejak 18 Agustus lalu, Wali Kota Surabaya membuat kebijakan para guru bekerja di rumah. Tentu ini bisa menekan penyebaran Covid-19,” tegas dia. (udi/fer)

Sumber: