Hidup Itu Gerak Gerak Itu Hidup

Hidup Itu Gerak Gerak Itu Hidup

Maka, jika igin sehat banyaklah bergerak. Itulah pesan dr Didyn Nuzul Ariefin Sp.OT yang kemarin ceramah di depan peserta Senam Dahlan Iskan (SDI) di halaman Graha Pena. Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi yang bekerja di RS Islam Siti Aisyah Madiun ini salut kepada semua yang hadir karena mempunyai kesadaran olah raga senam. "Tentu jangan hanya sekedar gerak. Geraknya harus olah raga, seperti yang bapak ibu baru lakukan yaitu senam. Karena yang penting dalam olah raga adalah menjaga ritme denyut nadi hingga mencapai 120 denyut per menit konsisten selama minimal 20 menit," katanya. Jangan melebihi 120. "Sebab, bisa beresiko fatal. Itulah mengapa banyak kita dengar meninggal saat berolah raga. Jika sudah merasa berat, ngos-ngosan istirahat dulu. Pegang nadinya, hitung berapa denyutnya per menit, jika melebihi 120, istirahat dulu," katanya sambil mempraktikkan cara memegang nadi di pergelangan tangan. Apa olah raga terbaik? Menurut dokter alumni FK Unair ini, tergantung dari usianya. "Jika olah raganya bukan prestasi, tapi rekreasi untuk sehat, jika sudah di atas 50 tahun sebaiknya renang dan bersepeda," katanya. "Sebab, kedua olah raga ini, paling sedikit memberikan beban kepada sendi lutut," katanya. Karena pesertanya adalah komunitas senam, maka hampir serentak bertanya bagaimana kalau senam. "Senam juga termasuk yang sangat baik. Tapi, yang merasa sudah di atas 50 tahun ke atas, tidak usah lompat-lompat. Kasihan lututnya," katanya. Karena disinggung lutut, rupanya banyak tertarik untuk bertanya. "Dok, lutut saya sering berbunyi 'klek' kira-kira kenapa ya. Saya pernah ke dokter dan disuruh operasi. Bisa nggak ya dok sembuh tanpa operasi," tanya salah seorang peserta. "Agar akurat, menurut saya, itu harus di-MRI, dari situ, baru diketahui apa treatment-nya, bisa operasi, bisa tidak, tergantung hasil MRI-nya," katanya. Tapi, jika tidak parah, tidak perlu operasi. "Gaya hidupnya yang diganti. Jangan pakai alas kaki terepes, kasihan kakinya. Pakai sepatu yang tebal, usahakan yang ada gelnya sehingga lentur," katanya. Dokter yang dikenal aktivis sukarelawan --termasuk ke Aceh saat Tsunami-- ini, juga mengingatkan pola berhidup sehat. "Ingat ya, pedomannya adalah Guloh-Sisar'" katanya. GULOH-SISAR adalah singkatan gula, uric acid (asam urat), lemak, obesitas, hipertensi, sigaret, inaktivitas (tak mau gerak), stres, alkohol, regular check up. Yang asam urat, dr Didyn minta untuk menghindari JAS BUKET. Singkatan dari jeroan, alkohol, sarden, burung, unggas, kepiting. Sedangkan yang kolesterol Didyn menasehati untuk menghindari TEKUK CS2: Telur, Keju, Kepiting, Udang, Kerang, Cumi, Susu, Santan. "Kok kabeh sing enak-enak yo," sahut salah satu peserta. "Ya itu, namanya trade off. Mau sehat, atau makan enak," jawab dokter. Mau sehat? Ayo gerak. Olah raga dan jaga pola makan kita. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: