Tak Bayar SPP, Siswi SMK Pawiyatan Diancam Guru Tak Naik Kelas

Tak Bayar SPP, Siswi SMK Pawiyatan Diancam Guru Tak Naik Kelas

SURABAYA - Hanya gegara belum membayar SPP pada bulan Maret ini, seorang siswi kelas X SMK Pawiyatan beralamat di Jalan Tangkis Turi, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, diintimidasi oleh salah seorang oknum guru di sekolah itu. Bahkan siswi bernama Alda Ladysta itu diancam bakal tidak naik kelas. Karuan peristiwa tersebut membuat Alda syok (tertekan) hingga buntutnya ia enggan bersekolah kembali. Orang tua korban, Ny Widiati yang mendengar keluhan dari anaknya tak bisa menerima perlakuan dari oknum guru bernama Rauli. Hingga Widiati pun mendatangi sekolah untuk menanyakan perihal perlakuan yang diterima anaknya. Terlebih perkataan yang kurang tepat dilontarkan oleh seorang guru itu diucapkan di ruang kelas atau di depan siswa yang lain. "Saya dapat cerita dari anak saya kalau dia tidak ikut ujian karena belum bayar uang SPP. Bahkan salah satu guru mengancam kalo anak saya tidak akan naik kelas," ungkap Widiati kepada Memorandum, Rabu (13/3). Ditambahkan, hingga saat ini anaknya tidak mau ikut ujian dan takut akibat perkataan guru itu. Iapun juga berharap agar kejadian itu tak terulang lagi, karena ini bisa mempengaruhi psikologis siswa. Terlebih ke depan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan menggratiskan SPP bagi siswa SMA/SMK. Sementara ketika dikonfirmasi Kepala SMK Pawiyatan, Hasyim membenarkan adanya masalah tersebut. Dalihnya, waktu itu sebelum mengikuti ujian semua siswa dikumpulkan agar yang belum membayar SPP bulan Maret segera menghubungi orang tuanya hari itu juga. Ini karena pihak sekolah khawatir siswanya tidak membayarkan uang SPP ke sekolah, setelah diberi oleh orang tuanya. "Para siswa yang belum melunasi SPP agar memanggil orang tuanya untuk datang ke sekolah guna bermusyawarah agar bisa ikut ujian," kata Hasyim ditemui Memorandum di ruangannya. Lebih lanjut Hasyim menuturkan, pihaknya sebenarnya tidak melarang siswa mengikuti ujian. ''Bawa ndak bawa uang, kami masukkan (ikut ujian). Pokoknya, ada orang tua datang,'' tegasnya. Dia hanya khawatir uang SPP sudah diberikan kepada siswa, tapi belum dibayarkan. Terkait salah satu oknum guru yang mengatakan bahwa Alda tidak bisa naik kelas, itu juga dibenarkan Kepsek. Namun, ia sangat menyayangkan perilaku seorang oknum guru tersebut dan sudah sangat keterlaluan. "Yang bisa meluluskan bukan guru tersebut. Namun karena rapat dewan guru, dan tentunya tidak perorangan," tegas dia. Hasyim pun berjanji akan bersikap tegas pada oknum guru yang dinilai telah mengancam siswanya tak naik kelas itu. (alf/yok)

Sumber: