Puluhan Jurnalis Jember Jalani Rapid Diagnostic Test Covid-19

Puluhan Jurnalis Jember Jalani Rapid Diagnostic Test Covid-19

Jember, Memorandum.co.id - Rentan terpapar Covid-19, sejumlah awak media (jurnalis) baik media online, cetak, dan elektronik di Kabupaten Jember menjalani pemeriksaan Rapid Diagnostic Tes (RDT) di Aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember. Sesuai Jadwal yang diundang oleh Diskominfo Kabupaten Jember sejumlah seratus lebih awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Lintas Media (FWLM), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengikuti kegiatan yang difasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tersebut. Hasilnya, seluruh awak media yang melakukan rapid test dinyatakan negatif Covid-19. "Alhamdulillah tes telah berjalan bergantian untuk hasil masih menunggu, semoga negatif semuanya dan tidak ada ditemukan yang positif. Tapi tetap kami berharap para jurnalis menjaga stamina dan mengikuti seluruh anjuran protokol pemerintah yang telah ditetapkan," ujar Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jember, Gatot Triyono di sela-sela kegiatan, Selasa (26/5). Menurut Gatot, rapid test Covid-19 bagi puluhan jurnalis yang selama ini bekerja mengabarkan informasi perkembangan wabah corona di Jember kepada masyarakat sangatlah penting. Selain tenaga medis, TNI, dan Polri, para jurnalis juga dinilai sebagai salah satu profesi berisiko tinggi rentan terkena penyebaran virus corona. "Ya, kita menggelar rapid test Covid-19 bagi para awak media yang selama ini memberikan pelayanan dan berkontribusi dalam penanggulangan covid-19. Profesi jurnalis masuk dalam golongan tertentu yang dinilai sangat berisiko tinggi terkena corona. Rekan-rekan jurnalis sebagai garda terdepan juga sama," jelas mantan Camat Kaliwates ini. Selama ini, kontribusi para jurnalis sangat dibutuhkan dalam peperangan melawan Covid-19 dengan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Dampak pemberitaan di media mainstream oleh para jurnalis pun sangat berdampak sekali terhadap masyarakat dalam memberikan informasi sesuai fakta dan bukan hoaks. "Rekan-rekan jurnalis ini sebagai garda terdepan juga. Ini kelompok-kelompok risiko tinggi yang secara langsung datang ke lokasi. Rekan-rekan sudah ikuti rapid test karena kami khawatir ada yang terpapar tapi tidak diperhatikan oleh kami. Soalnya kalau ada yang positif repot nantinya," ujar Gatot menambahkan. Gatot pun mengaku, tes yang bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Jember, UPT Petugas dari PKM Gladak Palem dan Labkesda yang melibatkan 10 personil untuk melakukan RDT puluhan jurnalis dari berbagai media online, cetak, televisi regional dan nasional yang bekerja di wilayah kabupaten Jember semoga hasilnya negatif semua. Gatot pun meminta, kepada para jurnalis untuk mengedepankan kewaspadaan tinggi dalam menjalankan tugasnya. Tetap hindari kerumunan, menerapkan hidup bersih, serta tak lupa selalu mencuci tangan dan memakai masker saat di luar rumah. "Di lapangan biasakan selalu pakai masker dan hindari kerumunan. Kalau memasuki daerah bahaya, pergunakan alat pelindung diri (APD). Jangan mentang-mentang sudah negatif, kesananya tidak waspada. Ini yang bahaya," tegasnya. Sementara itu, salah satu wartawan Jember, Mahrus Sholih menyatakan, rapid test Covid-19 bagi para jurnalis ini penting dilakukan karena selama ini juru warta sering berhubungan langsung dan berkomunikasi dengan para narasumber. Sehingga mereka rentan terpapar corona. "Ini adalah salah satu upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19. Karena, jika ada yang diketahui reaktif maka bisa diteruskan dengan tes swab untuk mengetahui apakah yang bersangkutan positif Covid-19 atau tidak. Sehingga, bisa segera diambil tindakan pengobatan agar tak sampai merembet ke rekan atau keluarganya," tuturnya. Kendati begitu, Mahrus kembali mengingatkan agar para jurnalis yang bekerja di lapangan tetap menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Seperti selalu menjaga jarak dan tak berkerumun saat melaksanakan tugas liputan. Selain itu, juga mengenakan masker serta sedia hand sanitizer. Karena jurnalis yang bekerja di lapangan, berisiko tertular. Sebenarnya, Mahrus menegaskan, rapid test tersebut merupakan kewajiban perusahaan pers untuk melindungi para pekerja media. Hanya saja, di tengah situasi sulit seperti sekarang, banyak perusahaan media yang kesulitan mengadakan rapid tes secara mandiri. Sehingga masih banyak wartawan yang belum melakukannya. Terlebih bagi jurnalis yang berstatus kontributor atau pekerja kontrak. Oleh karena itu, rapid tes yang digagas oleh Pemkab Jember tersebut, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi dan mencegah penularan corona. (edy)

Sumber: