Machfud Arifin Bangun Komunikasi bersama Tokoh Kota Pahlawan

Machfud Arifin Bangun Komunikasi bersama Tokoh Kota Pahlawan

Surabaya, Memorandum.co.id - Tim sukses Machfud Arifin menggelar diskusi daring bertema "Tetap eksis dan bangkit dalam Pandemi covid", Rabu (20/5/2020). Sejumlah narasumber yang dilibatkan ialah Dahlan Iskan (pengusaha), Suko Widodo ( Budayawan), Arif Afandi (Ketua Dewan Masjid Indonesia Surabaya), KH Mujahid Ansori (Ulama), Prof Muzaki (akademisi), DR, Meithiana Indrasari (Ketua UMKM Jatim). Dahlan Iskan menyampaikan, di masa pandemi Corona, pemerintah dan masyarakat mulai memahami terkait penyebaran covid-19. Dirinya menyampaikan, pemahaman ini penting agar mengantisipasi penyebaran pandemi Corona bisa dikendalikan. Sehingga proses beribadah tetap bisa berlangsung. "Jamaah masjid harus melakukan langkah test dan protokol covid-19. Disiplin harus dilakukan. Masjid tetap ramai, meski harus ada pengendalian di kegiatan masjid. Menurut saya tidak apa-apa. Masjid sering disemprot, cuci tangan sering dilakukan," kata Dahlan Iskan. Toko pers ini menambahkan, harus berani menjalankan contoh dengan melibatkan takmir masjid untuk pencegahan covid-19. Sementara itu, Arif Afandi mendukung langkah Dahlan Iskan. Namun tidak semua takmir masjid disiplin dalam penanganan covid-19. "Kami meminta disiplin warga untuk menjaga penyebaran covid-19. Tentunya harus ada aturan dan diikuti anggaran. Sehingga bugetting menjadi penting untuk menjaga fungsi penanganan Corona," tandas dia. Candra Putra Negara, pelaku youtube bisnis di Asia Tenggara dengan pengikut hampir 2 juta lebih mengaku secara tidak langsung bisa menghidupkan sekian juta orang yang mengikuti kontennya. Candra berharap, Machfud Arifin nantinya saat memimpin Kota Surabaya memberi banyak ruang pada pelaku dunia digital. "Adaptasi perkembangan jaman tidak bisa dipungkiri. Pemkot harus ada devisi khusus untuk dunia digital. Sehingga Surabaya menjadi dunia yang ramah terhadap teknologi," tandas Candra. Pada kesempatan yang sama, Machfud Arifin menjelaskan, dirinya intens melakukan komunikasi dengan komunitas warga Kota Surabaya. Ia menyampaikan banyak yang tidak tersentuh. Seperti keluhan guru TK, guru pesantren di Kota Surabaya. "Tidak ada sentuhan dari pemerintah kota, padahal pendidikan moralitas dan akhlak sangat penting," tandas Machfud Arifin. Termasuk mereka yang terdampak covid-19, seperti sopir angkot dan tukang pijat tradisional yang belum banyak tersentuh kebijakan Pemkot Surabaya. "Ini butuh komitmen bersama," terang dia. (day)

Sumber: