Pengamat Pendidikan Sambut Positif Kebijakan Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Diberlakukan Kembali

M. Isa Ansori, Ketua Bidang Data, Informasi dan Litbang Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) Jatim--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, resmi memberlakukan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai upaya menunjang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA). TKA sendiri menjadi salah satu instrumen penting dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi.
Dalam kebijakan ini, siswa tetap wajib mengikuti mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia dan Matematika, ditambah dengan mata pelajaran spesifik sesuai jurusan yang dipilih. kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk kepala sekolah dan praktisi pendidikan.
BACA JUGA:Mendikdasmen RI Sampaikan Tabligh Akbar dan Senam Bareng Siswa SD
Mini Kidi--
Teguh Santoso, S.Pd., M.M., Kepala SMAN 10 Surabaya, menyambut baik kebijakan tersebut. Ia menilai bahwa penjurusan ini relevan dengan potensi bakat dan minat siswa.
“Ini hal yang positif karena setiap anak sudah memiliki bakat masing-masing yang mengarah pada kemampuan spesifik,” ujarnya.
Teguh menegaskan bahwa institusinya siap melaksanakan kebijakan ini.
“Setiap kebijakan pasti sudah dipertimbangkan baik buruknya, dan saya yakin ini akan membawa kebaikan bagi siswa dan sekolah,” tambahnya.
Ia juga meyakini bahwa penjurusan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
“Jika bakat dan minat anak diasah dengan baik, maka proses belajar mereka akan lebih optimal. Misalnya, anak yang berbakat di bidang IPA akan lebih fokus mengembangkan potensinya di sana,” jelas Teguh.
BACA JUGA:Kurikulum Merdeka di Ujung Tanduk, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Tekankan Pendidikan Ideal
M. Isa Ansori, Ketua Bidang Data, Informasi, dan Litbang Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan langkah tepat untuk mengembalikan pendidikan ke jalur yang benar.
“Penjurusan ini penting untuk mendeteksi potensi anak sejak awal sehingga arah perkembangannya lebih jelas. Negara, sekolah, dan siswa akan lebih memahami kemana anak-anak ini harus dikembangkan,” ucap Isa.
Sumber: