Perjalanan Spiritual Benedictus Raflin: Temukan Kedamaian Usai Memeluk Islam

Benedictus Raflin.-Alif Bintang-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang pria mualaf bernama Benedictus Raflin, yang memutuskan untuk memeluk agama Islam belum genap setahun ini.
BACA JUGA:Ikrar Mualaf di Masjid Al-Akbar Surabaya Berlangsung Khidmat dalam Ucapan Dua Kalimat Syahadat
Pemuda kelahiran 1998 ini mengaku bahwa setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, ia merasakan kedamaian yang hakiki.
--
"Malamnya ketika saya hendak tidur, saya merasa sangat damai. Tidur terasa lebih nyenyak, lalu bangun pun terasa lebih segar dari biasanya. Saya benar-benar seperti terlahir kembali," ungkap Benedictus.
Sejak lahir, Benedictus dibesarkan dalam keluarga nonmuslim. Kemudian tepat pada 2 Agustus 2024, perjalanannya mencari makna hidup membawanya mantap memilih dan mengimani Islam sebagai agama yang benar.
BACA JUGA:Mualaf Demi Cinta, Natalia Fitri Januari Jalani Ramadan Pertama Setelah Menikah
Lalu dengan penuh keyakinan, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan jemaah STAI Ali Bin Abi Thalib.
"Ada kedamaian yang saya temukan ketika memeluk Islam. Kedamaian yang saya rasakan sama seperti ketika masih kecil. Bahkan sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat, saya sangat bergantung dengan peran seorang konselor kesehatan mental. Tapi Alhamdulillah, kini saya paham sumber ketenangan adalah dengan mengingat nama Allah SWT," tuturnya.
BACA JUGA:Melihat Lebih Dekat Proses Belajar Mualaf di Masjid Rahmat Kembang Kuning saat Ramadan
Benedictus menyebut, ketertarikannya pada Islam bermula dari perjalanan panjang pencarian jati diri melalui berbagai forum agama, kanal sosial media, hingga pertemuannya dengan banyak orang.
Sebelum mengamini Islam, Ben, sapaan karib Benedictus, berusaha menemukan agama yang sesuai. Dia mempelajari banyak hal di tengah kebimbangannya. Hindu, Budha, Kristen, dan Yahudi pun tak luput ditimbang.
BACA JUGA:Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya Jadi Pusat Pembinaan Mualaf
Kemudian sampai lah pada titik di mana Ben meyakini bahwa Islam merupakan agama paling relevan. Berangkat dari diskusi dan menyelami berbagai kajian agama, Ben lantas mengakui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan langsung dari langit, bukan ciptaan manusia.
Sumber: