Ramadan, Covid, dan Great Habit

Ramadan, Covid, dan Great Habit

We are what we repeatedly do. Excellence then, is not an act, but a habit. (Aristotle) Alhamdulillah Ramadan tiba pada saat Covid 19 masih mengamuk dan belum menunjukkan tanda-tanda lelah menggoda manusia. Daripada mengeluh, mari kita ambil positifnya. Covid telah mengajari kita untuk mencuci tangan. Covid mengajari kita untuk disiplin. Covid mengajari manusia untuk toleran. Untuk berpikir orang lain. Tapi, betapa sulitnya hanya sekedar cuci tangan. Hanya sekedar mandi setelah pergi. Hanya sekedar memakai masker ketika ke pasar atau tempat ibadah. Pikirannya pasti: ah, tidak apa-apa aku sehat kok. Masalahnya, covid tidak hanya menghantam orang sakit. Orang sehat pun bisa dimampiri virus ini. Mungkin kita kebal, imun, tapi ayah ibu kita yang sudah sepuh, atau istri kita, atau anak-anak kita yang rentan? Makanya, covid mengajari kita untuk berpikir orang lain. I protect you, you protect me. Hubungannya dengan puasa Ramadan? Ramadan mengajari kita untuk punya great habit. Great habitlah, kata Aristotles, yang membuat kita menjadi excellence, menjadi dahsyat luar biasa. Ramadan mengajari kia bangun jam 3 pagi. Cobalah buka tulisan-tulisan the power of morning. Semua hasil riset tentang manfaat bangun pagi mengatakan satu hal: lebih sukses. Bagi  siapa saja: pebisnis bisa curi start jawab email, kirim email, kirim penawaran dan seterusnya. Bagi karyawan, bisa menyiapkan pekerjaan kantor lebih awal. Tugas apa pun pasti kelar. Bagi mahasiswa dan pelajar: the brain is so fresh. Siap dijejali apa pun juga. last but not least: paling tidak tidak telat masuknya. He3. Ramadan mendorong kita untuk fokus ibadah: sholat jamaah tepat waktu, tarawih, tahajud, mengkaji Al Quran,  banyak bersedekah. Coba kalau kita latih selama sebulan penuh, kelak ketika Ramadan sudah berakhir, tidak sholat tepat waktu pasti merasa ada yang kurang. Tidak mengkaji Quran ada yang kurang. Tidak tahajud atau Dhuha merasa ada yang ganjil. itulah the power of habit. Itulah great habit. kalau sudah masuk di subconcious mind (otak bawah sadar) sulit lepasnya. Mari kita dapati pada Ramadan ini. Bersama Covid. Ya bersama Covid. Kalau kita masih belum bisa menjinakkanya, mengapa tidak bisa mengakrabinya.  Happy Ramadan everybody. Kabar Gembira Indonesia akan menemanimu tiap hari. Salam. Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia ( KGI). Penulis: Ali Murtadlo, Dirut Kabar Gembira Indonesia.

Sumber: