Gas Melon Naik, Pedagang Kecil Surabaya Menjerit: Keuntungan Sedikit

Gas Melon Naik, Pedagang Kecil Surabaya Menjerit: Keuntungan Sedikit

Penjual gorengan Bandung di Jalan Jarak. -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kenaikan harga tabung gas elpiji 3 kg atau gas melon Rp 2.000 menjadi pukulan telak bagi pedagang kecil dan UMKM di Kota Surabaya. Kenaikan yang berlaku sejak 15 Januari 2025 ini secara langsung membebani pengeluaran mereka, terutama bagi pedagang makanan yang mengandalkan gas sebagai bahan bakar utama.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Imbau Warga Tidak Panic Buying Pasca Perubahan HET Elpiji 3 kg

Muhammad Roy, pedagang gorengan Bandung di Jalan Jarak, Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, adalah salah satu contoh nyata dari dampak kenaikan harga gas melon ini. Dengan konsumsi gas yang cukup tinggi, kenaikan harga ini memaksanya untuk merogoh kocek lebih dalam setiap bulannya. 

"Dulu saya bisa mengalokasikan keuntungan lebih untuk kebutuhan lain, sekarang harus memikirkan bagaimana cara menekan pengeluaran agar usaha tetap berjalan," ujarnya ditemui memorandum.co.id. 

BACA JUGA:Kebijakan Penjualan Elpiji 3 Kg Pakai KTP, Memberangus Hak Normatif Konsumen

Situasi semakin diperparah dengan adanya sejumlah pengecer yang menjual gas melon di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Hal ini membuat pedagang kecil semakin kesulitan untuk mendapatkan pasokan gas dengan harga yang terjangkau.

"Saat ini saya masih membeli elpiji dengan harga Rp 19 ribu per tabung. Namun, sejumlah pengecer atau toko kelontong seperti toko Madura untuk gas elpiji sudah di angka Rp 20 ribu," ungkapnya. 

Pria asal Cirebon ini mengaku kenaikan harga tersebut membuat pengeluaran untuk gasnya meningkat. Dalam seminggu biasanya bisa menghabiskan 14 gas elpiji. Kalau harganya Rp 19 ribu otomatis Roy harus mengeluarkan Rp 420 ribu dalam sebulan. 

BACA JUGA:Beli LPG 3 Kg dengan KTP, DPRD Surabaya: Mempersulit Rakyat

"Kalau di agen resmi masih Rp 18 ribu. Sedangkan kalau di pengecer kisaran Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu. Tapi saya masih beruntung dapat harga di angka Rp 19 ribu karena saya sudah memiliki agen langganan setia yang setiap hari kirm ke lapak saya," terangnya. 

Di tengah gejolak kenaikan harga gas elpiji yang membebani banyak pedagang, Roy memilih untuk tetap bertahan dengan harga gorengannya yang terjangkau. 

BACA JUGA:Kenaikan Harga LPG 3 Kg Tak Berdampak Signifikan bagi Pedagang Kelontong Surabaya

"Gorengan beraneka ragam saya jual, seperti tempe krispi, tahu isi, jajanan molen. Harganya cuma Rp 1.000 per satuannya, " jelasnya. 

Senyumnya yang ramah tak lepas dari wajahnya saat melayani pembeli, namun di balik itu semua tersimpan kekhawatiran akan kelanjutan usahanya. 

Sumber: