Wali Kota Eri Cahyadi Ungkap Penyebab dan Solusi Banjir di Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.-Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Wali Kota SURABAYA Eri Cahyadi mengungkapkan sejumlah faktor penyebab banjir yang masih melanda kota meskipun pemerintah telah menggelontorkan dana besar untuk penanganannya.
BACA JUGA:Tanggul Kali Simo Rukun Jebol, Banjir Meluap
Eri menjelaskan, pertama penumpukan sampah di saluran air menjadi penyebab utama.
"Saya mengunjungi Pompa Air Dinoyo, pintu airnya tertutup sampah. Ini menunjukkan masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan," ungkap Eri, Kamis 12 Desember 2024.
BACA JUGA:Surabaya Dikepung Banjir, Warga Keluhkan Sistem Drainase: 112 Pohon Tumbang dan Bangunan Roboh
Kedua, alih fungsi lahan juga berperan besar. Perubahan rumah tinggal menjadi tempat usaha tanpa peningkatan kapasitas saluran drainase menjadi masalah di beberapa kawasan, seperti Imam Bonjol Kartini dan sekitarnya.
"Saya berharap pemilik bangunan usaha juga memperbaiki saluran air mereka," imbuhnya.
BACA JUGA:Hujan Deras, 2 Bangunan Roboh, Pohon Tumbang, dan Banjir Hantui Surabaya
Ketiga, penyempitan sungai akibat bangunan liar juga menjadi faktor penting, terutama di Tambak Asri dan Tambak Mayor. Lebar sungai yang semula 30 meter kini menyempit menjadi hanya satu meter.
"Jika sungai terus ditutup, kita tak bisa berbuat apa-apa. Kita harus menyelesaikan masalah bangunan liar ini agar ribuan rumah di Tambak Asri dan Tambak Mayor terhindar dari banjir," tegas Eri.
BACA JUGA:Surabaya Antisipasi Banjir, 1.470 Satgas Siaga 24 Jam
Keempat, kiriman air dari daerah lain juga berkontribusi. Sungai Jagir meluap karena debit air yang tinggi dari Mojokerto dan Brantas.
"Sungai Jagir sudah meluap hingga ke tepian. Jika sudah begini, kita tak berdaya karena Surabaya menjadi tempat pembuangan air dari Mojokerto, Brantas, bahkan Gresik," jelasnya.
Meskipun demikian, Eri mengklaim sejumlah wilayah yang telah dilakukan pembangunan saluran drainase kini terbebas dari banjir. Banjir masih terjadi di titik-titik yang belum tertangani.
Sumber: