Kemenag Revitalisasi Perpustakaan Masjid di 2025, Ini Programnya

Kemenag Revitalisasi Perpustakaan Masjid di 2025, Ini Programnya

Kementerian Agama (Kemenag) merancang revitalisasi perpustakaan masjid pada 2025--

JAKARTA, MEMORANDUM.CO.ID - Kementerian Agama (Kemenag) merancang revitalisasi perpustakaan masjid pada 2025. Programnya mencakup pembaruan fasilitas fisik, pemenuhan dan pengembangan koleksi buku dan digital, digitalisasi arsip, pelatihan bagi pengelola, hingga pembangunan jejaring kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Langkah tersebut bertujuan menjadikan perpustakaan masjid sebagai pusat literasi, edukasi, dan dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman. Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag), Farid Saenong, menegaskan pentingnya jejaring kerja sama untuk mengembangkan perpustakaan masjid yang relevan dan menarik bagi pengunjung.

"Pengalaman menunjukkan bahwa jaringan dan kolaborasi adalah kunci pengembangan perpustakaan masjid. Di Masjid Istiqlal, misalnya, kerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Cina, dan Irak menghasilkan fasilitas seperti American Space dan China Space, yang didanai langsung oleh pihak kedutaan," ujar Farid

Menurutnya, inovasi seperti ini berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. "Setelah fasilitas itu dibuka, pengunjung lebih tertarik datang. Ini membuktikan pentingnya menyediakan fasilitas yang menarik dan sesuai kebutuhan masyarakat," tambahnya.

BACA JUGA:Molor, Pembangunan Gedung Perpustakaan di Blitar Dihentikan

BACA JUGA:Hari Perpustakaan Sekolah Internasional, Khofifah Dorong Inovasi Digital Tingkatkan Literasi Siswa

Plt. Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi menambahkan, revitalisasi ini bertujuan memperkuat fungsi masjid, baik sebagai Bait Allah (Rumah Allah), Bait at-Taklim (Rumah Pembelajaran), Bait al-Maal (Lembaga Keuangan), Bait at-Takmin (Rumah Perlindungan atau Jaminan), maupun Bait at-Tamwil (Rumah Pendanaan atau Pembiayaan).

Menurutnya, perpustakaan masjid harus mampu merespons isu-isu kontemporer, seperti lingkungan dan energi terbarukan. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Deklarasi Istiqlal dengan menyediakan koleksi dan program perpustakaan yang relevan.

Zayadi menekankan bahwa revitalisasi ini juga bertujuan menghidupkan tradisi akademik masyarakat Muslim di sekitar masjid sekaligus memberi ruang inovasi dalam pengelolaan perpustakaan masjid.

“Kita ingin membangun gagasan baru yang dapat mengarahkan dan menginspirasi semua dimensi kehidupan, baik spiritual, sosial, maupun intelektual. Perpustakaan masjid harus menjadi pusat literasi yang relevan dengan kebutuhan modern sekaligus melestarikan nilai-nilai tradisional Islam,” ungkapnya.

BACA JUGA:Surganya Para Introvert! Inilah Sejarah Singkat Perpustakaan Bank Indonesia Di Surabaya

BACA JUGA:Wujud Sinergi, Dinas Perpustakaan Sidoarjo Serahkan Bantuan Buku untuk Desa Penambangan melalui Satgas TMMD

Kasubdit Kepustakaan Islam, Nur Rahmawati menegaskan, revitalisasi perpustakaan masjid juga akan memaksimalkan program-program Kepustakaan Islam yang telah berjalan selama ini.

“Revitalisasi ini mencakup pembaruan fasilitas, pengembangan koleksi, pelatihan pengelola, dan integrasi teknologi modern agar perpustakaan masjid dapat memenuhi kebutuhan jemaah serta masyarakat di era kontemporer. Tujuannya adalah memperkuat fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan solusi atas tantangan global,” jelasnya.

Sumber: