Catatan Eko Yudiono: Kemenangan Mutlak Erji dan Kecerdasan Politik Warga Surabaya
Eri Cahyadi didampingi istri tercinta, Rini Indriyani serta kedua anaknya, Alfanana Puteri dan Rahmat Haidar Pasha, memberikan suara di TPS 4 Kelurahan Karah, Jalan Ketintang Permai BF11.--
Pilwali dengan lawan kotak kosong sering kali dianggap sebagai anomali demokrasi. Namun, dalam kasus Surabaya, ini lebih mencerminkan kepercayaan besar masyarakat terhadap Erji.
Lawan politik yang memilih untuk tidak mencalonkan diri memberikan ruang bagi masyarakat untuk menilai kinerja petahana secara objektif.
Kemenangan mutlak ini juga menjadi bukti bahwa Surabaya memiliki masyarakat yang kritis dan rasional dalam menentukan pilihannya.
Fenomena kotak kosong justru memberikan pelajaran penting: demokrasi tidak selalu membutuhkan kompetisi ketat, tetapi yang lebih penting adalah memastikan bahwa pemimpin yang dipilih benar-benar membawa manfaat bagi rakyat.
Dengan mandat besar dari 84,04 persen suara, pasangan Erji diharapkan mampu membawa Surabaya ke tingkat yang lebih tinggi.
Tantangan seperti urbanisasi, pengelolaan lingkungan, dan inovasi di sektor ekonomi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Keberhasilan pasangan ini akan menjadi tolak ukur bagaimana pemimpin petahana dapat mempertahankan kepercayaan publik sekaligus memenuhi janji-janji politiknya.
Kemenangan Erji bukan hanya soal angka, tetapi juga bukti nyata kedewasaan politik warga Surabaya. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya memilih berdasarkan sentimen, tetapi atas dasar logika, rekam jejak, dan harapan untuk masa depan kota yang lebih baik.
Surabaya, di bawah kepemimpinan Erji, kini memiliki peluang besar untuk terus berkembang sebagai kota yang modern, inklusif, dan berdaya saing global. Semoga. (*)
Sumber: